Popular Posts

irfblogBacklink






Rating for erosisland.blogspot.com

My Ping in TotalPing.com

desain 1

Lawan rasa takut dan jalin silaturahmi dengan sesama rekan alumni.

desain 2

Lawan rasa takut dan jalin silaturahmi dengan sesama rekan alumni.

desain 3

Lawan rasa takut dan jalin silaturahmi dengan sesama rekan alumni.

desain 4

Lawan rasa takut dan jalin silaturahmi dengan sesama rekan alumni.

desain 5

Lawan rasa takut dan jalin silaturahmi dengan sesama rekan alumni.

Tampilkan postingan dengan label religion. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label religion. Tampilkan semua postingan

Rabu, 28 Agustus 2013

Fatwa MUI tentang Faham Syi’ah

Inilah fatwa MUI yang sebenarnya tentang Syiah, jadi kalau fatwa MUI yang sekarang ini membenarkan Syi'ah, maka sebagai "orang yang beriman harus lebih berhati-hati", karena fatwa mereka sekarang telah merusak fatwa pendahulunya. Ada apa dengan MUI?

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil-amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya". QS An Nisaa' Ayat 59  

FAHAM SYI'AH HIMPUNAN FATWA MUI SEJAK TAHUN 1975

Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 M merekomendasikan tentang faham Syi'ah sebagai berikut :

Faham Syi'ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm'ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia.
Perbedaan itu di antaranya :
  1. Syi'ah menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh Ahlul Bait, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu mustalah hadis.
  2. Syi'ah memandang "Imam" itu ma'sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).
  3. Syi'ah tidak mengakui Ijma' tanpa adanya "Imam", sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah mengakui Ijma' tanpa mensyaratkan ikut sertanya "Imam".
  4. Syi'ah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama'ah) memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi da'wah dan kepentingan umat.
  5. Syi'ah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar as-Siddiq, Umar Ibnul Khatab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengakui keempat Khulafa' Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib).
Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi'ah dan Ahlus Sunnah wal Jama'ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang "Imamah" (pemerintahan)", Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jama'ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi'ah.

Ditetapkan : Jakarta, 7 Maret 1984 M

4 Jumadil Akhir 1404 H

KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua :

ttd

Prof. K.H. Ibrahim Hosen, LML

Sekretaris

ttd

H. Musytari Yusuf, LA

HIMPUNAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA hal 46-47
sumber : MUI

Berikut ini screenshotnya saya lampirkan, klik gambar untuk melihat lebih jelas, kalau perlu klik kanan lalu simpan gambar untuk mendownloadnya.

Fatwa MUI Tentang Syiah [1]
Fatwa MUI Tentang Syiah [2]

Jumat, 23 Agustus 2013

Mengenal Macam-Macam Tafsir


 - Tafsir bil ma'tsur adalah tafsir yang berdasarkan pada kutipan-kutipan yang shahih yaitu menafsirkan Al-Qur'an dengan Al-Qur'an, Al-Qur'an dengan sunnah, al-Qur'an dengan perkataan para sahabat, dan penafsiran Al-Qur'an dengan perkataan para tabi'in.

- Status tafsir bil ma'tsur adalah tafsir yang harus diikuti dan dipedomani karena ia adalah jalan pengetahuan yang benar dan merupakan jalan yang paling aman untuk menjaga diri dari ketergelinciran dan kesesatan dalam memahami kitabullah.

- Tafsir bil Ra'yi adalah tafsir yang di dalamnya menjelaskan maknanya mufasir hanya berpegang pada pemahaman sendiri dan penyimpulan yang di dasarkan pada ra'yu saja.
Status tafsir ini adalah haram dan tidak boleh dilakukan.

- Tafsir isyari adalah tafsir yang setiap ayat mempunyai makna dhahir dan bathin. Tafsir yang dilakukan kelompok sufi yang mendakwakan bahwa riyadhah (latihan) rohani yang dilakukan seorang sufi bagi dirinya akan menyampaikannya ke suatu tingkatan dimana dia dapat menyingkapkan isyarat-isyarat kudus yang terletak di balik ungkapan-ungkapan Al-Qur'an dan akan tercurah pula ke dalam hatinya dari limpahan ghaib.

Ibnu Qayyim berkata: "Penafsiran yang gdilakukan orang-orang berkisar pada tiga hal pokok:

1. Tafsir mengenai lafadz, yaitu yang diakukan para mutaakhirin

2. Tafsir tentang makna, yaitu yang di kemukakan kaum salaf

3. Tafsir tentang isyarah, yaitu yang ditempuh oleh ahli sufi dan lain-lainnya. Tafsir terakhir ini tidak dilarang asalkan memenuhi empat syarat:

a. Tidak bertentangan dengan dhahir ayat

b. Maknanya shahih

c. Pada lafadz yang ditafsirkan terdapat indikasi bagi (makan isyari) tersebut

d. Antara makna isyari dengan makna ayat terdapat hubungan yang eraat.

Apabila keempat syarat ini terpenuhi maka tafsir mengenai isyarat itu merupakan istinbat yang baik.

Gharaibu Tafsir (tafsir yang janggal).

Para mufasir macam ini mereka tampil dengan membawa kesesatan yang dipandang hina oleh akal. Berikut ini sejumlah keanehan tersebut:

1. Pendapat tentang alif lam min. Alif (ialah Allah sangat menyayangi) lam (Muhamad dicela ) dan lam di ingkari oleh orang-orang yang menentang.

2. Pendapat tentang ha mim 'ain shad. Ha adalah pertempuran antara Ali dan Muawiyah, mim kekuasaan Marwan bin Umayah. “ain” kekuasan Abasiyah “Sin” kekuasaan golongan sufyaniyah dan Qaf adalah kepemimpinan Al Mahdi, dll.



Sumber: Diringkas oleh tim redaksi alislamu.com dari Manna' Al-Qaththan, Mabaahits fie 'Uluumil Qur'aan, atau Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an, terj. H. Aunur Rafiq El-Mazni, Lc. MA (Pustaka Al-Kautsar), hlm 434 - 449.

Ebook Tasfiyah dan Tarbiyah, Upaya Meraih Kejayaan Umat

Sebelum mengikuti suatu metode atau jalan, maka salah satu yang harus anda ketahui adalah; arti, maksud atau tujuan dari perkara tersebut, dan salah satu sebab kebingungan seseorang bisa dikarenakan, tidak mengetahui jalan mana yang harus ditempuh atau bisa juga dia berjalan tanpa tujuan yang jelas atau bisa juga dia berjalan tanpa disertai adanya suatu petunjuk yang benar, apalagi sekarang ini begitu banyak jalan atau metode orang-orang dalam mengajak dan mengadakan perbaikan umat.

Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid Al-Halabi dalam Muqadimah buku Tasfiyah wa Tarbiyah mengatakan:

Akan tetapi bagaimana "kembali kepada agama" ini bisa tercapai, ketika begitu banyak manhaj (jalan/metode) muslihin (orang-orang yang mengadakan perbaikan umat), metoda para da’i berbeda-beda dan metoda orang-orang yang berusaha menyelamatkan umat juga berbeda-beda!?

Diantara mereka ada yang melakukan sistem ceramah semata, diantara mereka ada yang cenderung berkelana di dunia ....., diantara mereka ada yang berkecimpung di jalur politik dan bergaul dengan politikus ......., di antara mereka ada yang melakukan pengkaderan, pelatihan pasukan ......., di antara mereka ada yang menapaki jalan-jalan sosial ......, di antara mereka ada yang menjalani thariqah-thariqah shufiyah ......, di antara mereka ada orang-orang formal yang selalu mengikuti para pemimpin mereka dengan (sikap) mendengar dan taat ......, di antara mereka ada para akademisi yang pekerjaan mereka adalah ilmu-ilmu kering dan kosong dari ruh agama ....., di antara mereka ada orang-orang yang bimbang ...., di antara mereka ada orang-orang yang berlebihan menggunakan akalnya di zaman ini ...., di antara mereka ada orang-orang bersemangat yang revolusioner, dan banyak lagi yang lainnya .... yang telah ada dan yang akan ada ......

Syaikh Ali Hasan mengatakan: "Sesungguhnya orang yang memikirkan dan memperhatikan hadits-hadits Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam akan mengetahui dengan benar jalan kembali itu, dan hal itu diisyaratkan dengan jelasnya dalam sabda beliau Shallallahu ’alaihi wa sallam.

"Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian orang-orang yang mengiringi mereka, kemudian orang-orang yang mengiringi mereka" [Diriwayatkan oleh al-Bukhari 5/191 dan Muslim 2533 dari Ibnu Mas’ud]

Karena sesungguhnya orang yang mengamati peristiwa-peristiwa pada masa lalu akan melihat dengan jelas, bahwa manusia yang paling berpegang teguh pada jalan tiga generasi yang telah disaksikan kebaikannya oleh Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam, adalah Ahlul hadits.

Maka Siapakah Ahlul Hadits itu ?

Mereka adalah siapa saja yang meniti "manhaj" (jalan terang) para sahabat dan para pengikut mereka dengan baik, berpegang teguh kepada al-Kitab dan as-Sunnah serta menggigit keduanya dengan gigi geraham, kemudian mendahulukan keduanya di atas seluruh perkataan dan petunjuk, baik dalam hal aqidah, ibadah, muamalah-akhlaq atau politik dan sosial. Mereka kokoh dalam ushuluddin (pokok-pokok agama) dan furu’ (cabang-cabang)nya di atas apa yang Allah turunkan dan wahyukan kepada hamba-Nya dan rasul-Nya, Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam. Dan mereka melaksanakan dakwah menuju hal itu dengan seluruh kesungguhan, kejujuran dan keteguhan. Mereka adalah orang yang memusatkan perhatian mereka kepada firman Allah.

"Artinya : Dan berpegang teguhlah kamu kepada tali Allah semuanya, dan janganlah kamu berpecah belah" [Ali Imran : 103]

...dst....

[Disalin dari buku Tasfiyah dan Tarbiyah, Upaya Meraih Kejayaan Umat, Pustaka Imam Bukhari]

Jumat, 22 Maret 2013

Film Omar ibn Khattab - The Series


Sahabat, berikut saya copaskan link download Film Omar bin Khattab - The Series yang pernah tayang pada setiap jam 4 pagi di MNCTV. Film ini jauh lebih bagus dan edukatif dari pada Fetih 1453 a.k.a Conquest 1453.

Berikut adalah link download film Umar bin Khattab - The Series.
episode 02        
episode 03        
episode 04       
episode 05       
episode 06
episode 07       
episode 08       
episode 09
episode 10      
episode 11 
episode 12  
episode 13       
episode 14  
episode 15         
episode 16
episode 17
episode 18
episode 19       
episode 20
episode 21       
episode 22       
episode 23       
episode 24                        
episode 25                       
episode 26                        
episode 27                        
episode 28                         
episode 29                         
episode 30 - 31 jadi 1 Film           

Untuk beberapa link yang tidak bisa di download, maka solusinya adalah download langsung di situs resmi MBC dengan menggunakan Internet Download Manager (IDM). Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Pertama, Anda harus menginstall IDM terlebih dahulu, bagi yang belum punya silahkan bertanya kepada mbah google untuk download. Cari versi terbaru (6.12), setelah diinstall biasanya otomatis terintegrasi dengan browser (terutama mozilla).
Kedua, Buka situs MBC, dan cari sesuai dengan episode yang diinginkan. Sebagai contoh, episode 25 klik disini. Angka diujung tulisan arab adalah nomor episode. Tunggu beberapa saat. Maka akan timbul tombol seperti ini,
Tombol IDM Download Video Internet
biasanya berada di pojok kanan atas atau pojok kiri bawah.
Ketiga, klik saja tombol tersebut, nanti akan ada beberapa pilihan sesuai dengan keinginan. Semakin tinggi resolusinya maka semakin besar ukurannya. Pilih mp4 saja, kualitas dan ukurannya standar. Selanjutnya pilih tombol download. tunggu hingga download selesai.

Berikut adalah Subtitle Film Umar bin Khattab - The Series Lengkap 30 Episode.
Subtitle Indonesia Omar ibn Khattab episode 1-31


                     ========TAWARAN BANTUAN========

Karena ada yang mengontak saya baik via FB maupun HP dan mengeluh kesulitan serta meminta bantuan untuk memiliki film ini, maka saya memberikan Tawaran Bantuan. Bagi yang benar-benar kesulitan mendownload, baik karena ketiadaan waktu, koneksi, maupun faktor lain, namun ingin mendapatkan film Umar bin Khattab - The Series ini secara lengkap, saya akan bantu mengirimkan semua episode (30 episode berformat MP4) secara lengkap beserta subtitle Bahasa Indonesianya + GOM Player (total 2,3 GB) dalam bentuk DVD.

Tapi ingat, saya tidak menjual belikan film maupun subtitlenya. Jadi, bagi yang bisa download disarankan download sendiri saja. Anda hanya cukup mengganti biaya DVD Blank dan Casing + Ongkos Kirim + infaq transport dan lelah (untuk bolak balik beli DVD, ke Ekspedisi, dan Burning) secara sukarela alias selayaknya.

Bagi yang berminat, silahkan langsung kirim nama dan alamat lengkap ke nomor 0815-1179-7470 untuk komunikasi lebih lanjut.

Agar tidak salah paham, yang akan saya kirim adalah DVD yang berisi file Film Umar bin Khattab 30 episode. Untuk menontonya harus dibuka/di copy di komputer atau laptop.

Tidak bisa diputar di DVD Player!!!
catatan:
Untuk yang mencari link download dengan Format MKV (720p), ukuran berkisar 300 MB/episode. Silahkan Anda cek linknya disini. Syukran.

Selasa, 08 Januari 2013

Kontemplasi Madu dan Racun

Oleh Irwan Firdaus

taklim II:

"Agama adalah keluhan makhluk yang tertekan, perasaan dunia tanpa hati, sebagaimana ia adalah suatu roh zaman yang tanpa roh. Ia adalah candu rakyat" (Karl Marx in introduction to the critique of Hegel's Philosophy, Oxford University; 1981).

Beberapa hari terakhir, ungkapan Karl Marx yang sangat populer di atas serasa terus menghantui pikiran. Tentu saja, hal ini tidak otomatis berarti saya adalah pengagum berat filsafat Marx. Tapi seandainya anda berada di sini bersama-sama kita menyaksikan tragedi demi tragedi yang telah meminta tumbal sekian ribu nyawa dan kemerdekaan manusia, mungkin anda akan digayuti keresahan yang sama.

Sebutlah tragedi : demonstrasi atas novel "Walîmah li A'syâbi al-Bahr" (Kenduri Rumput Laut) karya Haydar Haydar di Mesir. Tragedi yang disebutkan ini malah menjadi catatan sejarah yang amat khas, terutama bagi bangsa Mesir pada umumnya serta pemerintahan Mubarak khususnya.

Hari itu tanggal 9 Mei 2000, dini hari. Dalam gerombolan yang rapi dan menyemut, ribuan mahasiswa al-Azhar (yang asli Mesir) bergerak keluar dari asrama mereka. Angin malam yang bertiup cukup kencang tiada menyurutkan tekad mereka. Sebuah petaka, sebuah kenistaan harus dicegah: lewat seruan yang sangat heroik dan membuat bulu kuduk berdiri, mereka hendak menggagalkan niat kementerian budaya Mesir untuk menerbitkan novel "Kenduri Rumput Laut".

Bagi mereka, novel karangan Haydar Haydar tersebut memang memuat ide-ide yang haram diungkapkan. Ia tidak hanya menghina Nabi Muhammad Saw.--sebagaimana Salman Rushdie, tapi lebih dari itu juga dianggap telah melecehkan Sang Khâliq: Allâh Swt. Bisa jadi, tidak semua demonstran yang berbaris menyemut itu telah membaca novel Haydar. Namun bagaimanapun, atas nama kehormatan agama, perkara ini harus tetap diselesaikan dengan cara "yang selayaknya".

Ketika hari semakin terang, barisan para demonstran tampak membesar. Konon jumlah mereka lebih dari lima ribu orang. Jalanan utama Nasr City, Cairo, dibuatnya macet total. Kali ini, para mahasiswi pun riuh bergabung. "Dengan nyawa, dengan darah, akan kami pertahankan kehormatan agama!!!" demikian histeria mereka memenuhi langit Nasr City. Pemerintahan Mesir yang relatif 'kurang memiliki jam terbang' menghadapi demonstrasi besar semacam ini, tampak panik. Tak kurang dari lima puluhan truk penuh dengan prajurit militer dikerahkan. Gas air mata dan peluru karet pun dihamburkan secara membabi-buta.

Agaknya, bagi pemerintah Mesir, cara yang ditempuh oleh para mahasiswa(i) ini merupakan sebuah bentuk "promosi kekacauan umum". Karena itulah mereka harus ditindak tegas. Sebaliknya, di mata para demonstran, pemerintah dianggap telah membiarkan sebuah petaka dan kenistaan berlangsung. Itu sebabnya mereka menggelar "parlemen jalanan" yang dirasa sebagai sebuah cara yang lebih terhormat.

Dalam tragedi Haydar Haydar di atas: ada kekecewaan, ada sakit hati, serta ada dendam tergambarkan secara vulgar. Kita seolah-olah dipaksa untuk kehilangan batasan-batasan yang jelas antara penganiayaan dan pembelaan diri; antara dendam dan kehormatan. Ironisnya, seperti yang terjadi pada banyak tragedi memilukan lainnya, anarki-anarki tersebut dibungkus dalam kemasan nilai-nilai agama yang luhur dan penuh rahmat.

Bila kita amati lebih jauh lagi, sedikitnya terdapat tiga faktor mendasar yang memicu pertikaian 'atas nama' agama tersebut. Yaitu secara berurutan:  

Pertama

Kerancuan pemahaman mayoritas umat terhadap agama-agama yang dianutnya. Kerancuan ini tampaknya telah menjadi fenomena umum. Yakni, bahwa agama manapun --baik itu Islam, Kristen, dst.-- ternyata lebih dipandang sebagai simbol daripada sebagai sebuah al-dîn yang bersubstansikan keimanan. Dalam cara pandang semacam ini, agama menjadi tak lebih dari gugusan praktek jasmaniah dan ritus-ritus seperti sembahyang, nyanyian, puasa, semedi, upacara kematian, dst., yang kering akan nilai-nilai rohaniah.

Dampak yang kemudian harus kita tolerir adalah hilangnya kekuatan dan akses agama untuk menjadi penuntun dan control of life bagi para pemeluknya. Dalam konteks tersebut, Shalat -misalnya-- menjadi tak lagi mampu mencegah seorang muslim agar jangan sampai berbuat nista dan dosa. Sebagaimana firman Allâh Swt. "Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar" (Qs. 29; 45). Dan begitu seterusnya dengan agama dan umat yang lain.

Kedua 

Keterikatan mayoritas umat terhadap agama yang dipeluknya ternyata cenderung didasari oleh ikatan emosional ketimbang ikatan keimanan. Relasi yang berkembang antara agama dan pemeluknya kemudian mengalami pergeseran dari tataran iman yang tumbuh secara organis dalam bingkai pengetahuan dan kesadaran yang utuh, menuju tataran fanatisme buta yang dilandasi oleh sentimen-sentimen serta emosi belaka.

Tataran yang disebutkan pertama, dapat dipastikan akan menuntun setiap umat beriman (apa pun agamanya) untuk bisa berpikir lebih jernih dan objektif dalam menyikapi setiap permasalahan yang berkembang, berdasarkan ajaran-ajaran agamanya. Mereka inilah yang kemudian memiliki keniscayaan untuk membumikan nilai-nilai luhur dan penuh rahmat dari masing-masing agama yang dianut. Sementara tataran yang kedua cenderung menjerumuskan umat pada cara-cara pandang yang serba subjektif, egois, emosional, bahkan anarkis. Dalam perspektif seperti inilah agama sebagai the way of life akan jatuh pada posisi terendahnya. Ia hanya menjadi simbol yang mati, statis, serta hampa akan muatan nilai-nilai luhur. Pada fase selanjutnya, agama pun bisa menjelma sebatas identitas diri yang amat sensitif dan rawan akan pertikaian. Na'ûdzubillâh!!

Ketiga 

Adanya aspek-aspek eksternal (di luar) hubungan antar umat beragama, yang seringkali direkayasa oleh kalangan elit kekuasaan tertentu agar bisa menciptakan bentrokan di lapisan grass root umat beragama; demi mewujudkan kepentingan mereka. Faktor ini dapat kita lihat dari merebaknya berita tentang adanya "tangan setan" para provokator dalam beberapa kasus kerusuhan antar umat beragama di daerah. Meskipun hanya sebatas rumor yang tak memiliki kekuatan hukum, sampai tingkatan tertentu hal tersebut perlu juga kita waspadai. Ibaratnya, seperti kata pepatah: "tak ada asap bila tak ada api".

Maka upaya penyelesaian dari pertikaian-pertikaian antar umat beragama, tidak hanya menghajatkan pemecahan keamanan semata. Penanganan keamanan oleh militer -itupun bila sunguh-sungguh- maksimal hanya menyentuh wilayah permukaan dari anatomi konflik ini secara integral. Begitu pengawasan keamanan kendor, besar kemungkinan pertikaian sejenis akan terulang kembali. Baik dalam skala yang persis sama dengan tragedi-tragedi yang pernah terjadi sebelumnya, atau bahkan dalam skala yang lebih besar dan meluas lagi.

Pada hakikatnya, penyelesaian pertikaian antar umat beragama memang lebih menghajatkan penanganan 'ke dalam'. Yakni, penanganan yang terfokus pada upaya peningkatan penghayatan setiap individu akan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam agamanya. Penanganan semacam ini memang kurang bersifat instant, tapi dijamin lebih kuat pengaruhnya dalam mewujudkan kerukunan yang hakiki antar umat beragama tersebut.

Sedikitnya, ada dua langkah yang bisa dilakukan dalam kerangka penanganan 'ke dalam' ini. Satu, mengubah cara pandang umat terhadap agama dari citra yang impersonal menuju citra yang personal. Dari sesuatu yang simbolistik menjadi sesuatu yang substantif. Karena, memang, hal yang paling esensial dari keberadaan suatu agama bukanlah penyelenggaraan ritus-ritus dan upacara praksis keagamaan lainnya; melainkan bagaimana nilai-nilai keluhuran, keadilan, kemanusiaan, rahmat dan kedamaian -yang notebene merupakan pesan pokok turunnya agama itu sendiri-bisa teraplikasi dalam keseharian para pemeluknya.

Dalam wawasan agama Islam misalnya, Allâh Swt. Berfirman:
"Dan bukanlah kebajikan itu memasuki rumah-rumah [kabah] dari pintu belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang-orang yang bertakwa " (Qs. 2; 189).

Agama bukanlah sekumpulan doktrin yang mati, statis, simbolis, ataupun utopis. Agama harus benar-benar dipahami sebagai kesatuan nilai-nilai tersebut di atas yang amat personal dan realistis. Sebab itulah penghayatan keagamaan yang baik bisa dilihat dari amal perbuatan, moralitas, serta praktek kehidupan sosial setiap umat.

Dua, mengembangkan dialog antar umat beragama. Sejauh ini, wacana dialog antar agama cenderung menjadi konsumsi kalangan elit umat beragama saja. Sementara pada tingkatan grass root umat, wacana ini relatif asing. Padahal, potensi konflik antar umat beragama justru menguat pada level akar rumput. Maka diperlukan pengembangan wacana dialog antar agama dengan lebih intens lagi melibatkan kalangan grass root umat.

Pada tahap awal, dialog tersebut bisa berupa kajian masing-masing umat terhadap ajaran agamanya tentang pesaudaraan, kemanusiaan, interaksi antar umat beragama, dst. Karena toh pada setiap agama itu terdapat nilai-nilai universal yang bisa menyatukan persepsi setiap pemeluk agama yang berbeda akan hubungan sosial yang sehat dan wajar. Dan pada tahapan berikutnya, umat dari agama yang berbeda tersebut bisa mulai membicarakan permasalahan yang mereka hadapi secara bersama-sama, dalam format "kita" semua berbicara tentang "kita". Bukan lagi dalam format "kami" berbicara tentang "kalian".

Demikianlah, kita patut bersyukur bahwa pemerintah tampak semakin serius menangani konflik antar umat beragama ini. Indikasi yang paling gres adalah dengan diberlakukannya keadaan darurat sipil. Namun, seperti telah dipaparkan di muka, penanganan keamanan semacam ini hanya bersifat jangka pendek dan temporer belaka. Perlu penanganan yang lebih holistik, substansial, dan secara efektif bisa menyelesaikan persoalan hingga ke akar-akarnya. Salah satu bentuknya adalah dengan melakukan revitalisasi penghayatan umat terhadap ajaran-ajaran agamanya sebagai sebuah kesatuan nilai-nilai luhur dan moralitas yang dinamis.

Sebab bila hal ini tidak dilakukan, dan anarkisme 'atas nama' agama terus-menerus berlanjut, betapa dengan segenap kegetiran kita harus menerima kata-kata Marx bahwa agama itu adalah candu. Bahkan mungkin racun yang akan menghancurkan kehidupan para pemeluknya.

Sumber :
Riset/Teks/Irf Blog.
Karl Marx in introduction to the critique of Hegel's Philosophy, Oxford University; 1981
al-Qur'an
Kompas 

Renungan Shalat

Oleh Irwan Firdaus

dari Taklim III :

Bagi seorang muslim yang beriman tidak akan lupa pada tiap waktu melalui adzan berkumandang melafazkan kalimat 'haya'alal sholah, haya'alal fallah' (mengajak shalat, dan mengajak mencapai kebahagiaan). Lalu berjamaah merapatkan shof agar mendapat pahala yang lebih besar ketimbang kalau shalatnya sendiri-sendiri. Anehnya, pencapaian kebahagiaan macam apa yang di maksud dalam lafaz setelah 'haya'alal sholah' dan dilanjutkan ke lafaz 'haya'alal fallah'. Bila tidak mengetahui di dalam shof ada tetangga yang lapar (sampai memakan kucing piaraannya); ada pengangguran yang kehilangan pekerjaannya, ada anak gadis yang diperkosa, dan seterusnya.

Memang benar melaksanakan shalat berjamaah di masjid-masjid atau pun di surau-surau berpahala lebih besar jika mampu memberikan manfaat kemaslahatan bagi umat agar tercapai falah/kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Tapi kalau hanya sekedar ritual saja, tidak bisa disalahkan juga apabila maunya dikerjakan sendiri-sendiri di rumah-rumah, di pabrik-pabrik, atau pun di kantor-kantor. 

Subhannallah!

Selasa, 25 Desember 2012

Natal Disangka Sama Dengan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW?

"Sepengetahuan saya yang awam, toleransi itu bukan memaksakan keyakinan untuk membenarkan agama lain. Kristen di Arab tidak merayakan Natal. Natal itu produk Eropa khususnya Jerman yang diadopsi dari paham paganisme".

Tidak ada referensi yang bisa menunjukkan bahwa Yesus dilahirkan pada tanggal 25 Desember. Yang justru ada tanggal itu adalah tanggal yang dianggap sebagai kelahiran Dewa Matahari yakni dewanya kaum pagan. Mereka ini ada sebelum Kristen datang. Begitu Kristen datang, tanggal itu kemudian diadopsi untuk perayaan kelahiran Yesus.

Paus Benedictus XVI sendiri dalam bukunya Jesus of Nazareth: The Infancy Narrative yang diluncurkan Rabu (21/11) membongkar beberapa fakta yang mengejutkan seputar kelahiran Yesus Kristus. Disebutkan olehnya bahwa kalender Kristen salah, termasuk tentang perhitungan kelahiran Yesus. Ia juga mengungkapkan bahwa materi-materi yang muncul dalam tradisi perayaan Natal, seperti rusa, keledai dan binatang-binatang lainnya dalam kisah kelahiran Yesus, hanya mengada-ada. Ia juga mempermasalahkan tempat kelahiran Yesus, yang selama ini dikenal di Nazareth (Yerusalem). Nah loh! Yang jelas tidak pernah ada musim salju di Yerusalem.

Sementara terkait Sinterklas atau Santa Klaus, ternyata itu juga bukan tradisi Kristen melainkan tradisi yang berkembang di Eropa. Ada yang menyebut itu dari St. Nicholas dari Myra (di Turki), 280 SM. Ia adalah seorang kaya yang menjual seluruh hartanya buat menolong orang banyak. Ia menjadi pelindung anak-anak dan pelaut. Hari rayanya dirayakan pada tanggal 6 Desember. Di Belanda, tradisi Sinterklas dirayakan di malam hari tanggal 5 Desember, seluruh keluarga berkumpul dan merayakannnya dengan memberikan hadiah kejutan (surprise), diiringi pembacaan puisi yang biasanya isinya penuh humor.

Di Jerman dan Swiss, dikenal Christkind atau Kris Kringle yang dipercayai membawa hadiah bagi anak-anak yang berkelakuan baik. Di Skandinavia, ada peri riang yang bernama Jultomten yang mengantarkan hadiah Natal dengan kereta yang ditarik kambing. Di Italia ada cerita yang sama, yaitu La Befana. Ia adalah seorang penyihir ramah yang mengendarai sapu terbang. Ia masuk ke cerobong asap di rumah-rumah untuk mengantarkan mainan ke dalam kaus kaki anak- anak yang beruntung mendapatkan hadiah.

Sebagai muslim memang benar diharuskan menyakini Isa Alaihissalam sebagai Nabi; tetapi apakah benar jika Natal disangka sama dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw?


Teks/Riset :

irf blog, 25/12/12
Sumber Bacaan Lain:

Pemikiran (alm) Abadurrahman Wahid : Harlah, Natal dan Maulid

Minggu, 21 November 2010

Bangunan Masjid Yang Tidak Pernah Di Ketahui Pembangunannya oleh Penduduk Sekitar

Betul, orang-orang bilang bahwa ini memang masjid ajaib. Dalam radius puluhan kilometer jika Anda bertanya kemana arah “masjid ajaib” orang-orang akan menunjukkan arah yang tepat.

Yaitu masjid yang tidak diketahui dibangun oleh siapa, berapa banyak orang yang mengerjakannya termasuk tukang dan kulinya serta seberapa material semen, pasir dan lain-lain. Singkat kata, masjid itu nongol begitu saja dan terus “bertumbuh” sampai dengan sekarang dan selalu terlihat sebagai “bangunan belum jadi” tapi tidak terlihat tumpukan material dan lalu-lalang pekerja.

Namun, ketika desas-desus ini dikonfirmasi kepada “orang dalam”, dikatakan bahwa pembangunan masjid – yang sebenarnya merupakan kompleks pondok pesantren secara keseluruhan – semua bersifat transparan karena dikerjakan oleh santri dan jamaah.

Bantahan dari “orang dalam” itu jelas sekali terpampang di depan meja penerima tamu dengan tulisan besar-besar, “Apabila ada orang yang mengatakan bahwa ini adalah pondok tiban (pondok muncul dengan sendirinya), dibangun oleh jin dsb, itu tidak benar. Karena bangunan ini adalah Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah yang murni dibangun oleh para santri dan jamaah.”

Terlepas dari ajaib atau tidaknya proses pembangunan pondok bertingkat 10 itu, yang jelas dari segi arsitektur menunjukkan cita rasa arsitektural tingkat tinggi yang mungkin dalam proses pembangunannya jelas memerlukan dana yang tidak sedikit. Sebuah proyek akbar yang tentunya melibatkan banyak pihak. Namun kenapa sampai banyak orang tidak tahu dan terkesan “ajaib”? Wallahu ‘alam…

Penasaran? Silakan berkunjung ke pondok yang terletak di Desa Sananrejo – Kec. Turen – Kabupaten Malang. Atau, jika ingin sekedar memperoleh informasi digital tentang Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah, silakan kunjungi situs resmi pondok.

Jumat, 19 November 2010

Bertahun-Tahun Makan, Kenapa Baru Tahu Belum Halal?

Adakah label halalnya?? 

Baru kemarin ane diingetin temen kalo roti ini tidak ada sertifikat halalnya, konon roti ini belum bisa mendapat label halal karena dari berbagai bahan yang digunakan dalam pembuatan roti, baik dalam roti adonan roti maupun roti kering/biskuit, ada beberapa bahan yang perlu dicermati asal-usulnya. Pertama adalah sumber lemak atau shortening yang digunakan. Bahan tersebut berasal dari lemak atau minyak, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. Lemak yang berasal dari hewan tentu saja mengundang kecurigaan, apakah dari hewan yang halal ataukah haram. Untuk industri roti di tanah air kemungkinan besar memang menggunakan shortening dari minyak sawit. Namun demikian, untuk roti-roti tertentu kadang-kadang juga menggunakan shortening hewani, karena bahan tersebut dapat menghasilkan roti dengan rasa yang lebih gurih dan lembut. Lemak yang berasal dari hewan bisa berupa lemak sapi (tallow), lemak babi (lard) atau lemak susu (cream). Untuk lemak babi sudah cukup jelas statusnya. Sedangkan lemak sapi, meskipun hewannya halal, tetapi jika tidak disembelih menurut aturan Islam maka lemak sapi tersebut juga akan menjadi haram. Bahan pengembang atau pelembut yang berupa turunan lemak atau asam amino juga perlu dikaji lebih lanjut, apakah bersumber dari bahan halal ataukah haram. Sebab pada kenyataannya bahan-bahan tersebut sampai saat ini masih diimpor dari negara lain. Kebanyakan dari negara-negara non muslim.

Bahan yang juga perlu dicermati dari segi kehalalan adalah kandungan yang ditambahkan ke dalam roti. Bahan-bahan tersebut perlu diteliti, apakah halal ataukah tidak. Keju adalah salah satu bahan yang sering digunakan untuk campuran roti. Meskipun berasal dari susu, namun proses pemisahan keju dan cairan susu (whey) menggunakan renet. Renet adalah sejenis enzim yang memecah protein, sehingga kejunya akan menggumpal dan terpisah dari cairannya. Rennet ini bisa berasal dari fermentasi (microbial rennet), lambung anak sapi atu pun lambung babi.

Forum Indonesia

download saja pdf-nya nih cuma 3,35 mb :
Halal MUI
klik kanan; save link as; save

Jumat, 12 November 2010

Hukuman Mati Bagi Perawan Tingting Di Negara Iran

Di negara Iran yang mana disana hukum yang diterapkan adalah hukum Iislam, seorang gadis tidak boleh dihukum mati bila masih berstatus perawan.Maka untuk solusi supaya hukuman mati tetap bisa dijalankan, pemerintah Iran membuat aturan untuk melegalkan hukuman mati tersebut dengan cara si gadis dipaksa untuk menikah kepada seorang pria.Dengan demikian si gadis pun dapat dieksekusi mati, karena setelah menikahkan sudah tidak perawan lagi tentunya.

Dan seperti itulah yang terjadi di Teheran-Iran pada seorang gadis yang masih perawan dan berumur 18 tahun.Dia dipaksa mengawini seorang pria muda untuk melegalkan hukuman mati terhadap si gadis tersebut.

"Saya menyesal telah melakukannya (hubungan badan) meskipun sebenarnya itu legal," ujarnya kepada Jerussalem Post seperti .

Pria muda itu menceritakan, dirinya tidak akan pernah melupakan saat-saat ketika malam menjelang eksekusi mati istrinya. "Saya selalu mengingat saat dia menangis setelah hubungan badan itu usai," ujarnya lirih.

"Dan saya tidak akan pernah lupa ketika dia mencakar-cakar wajahnya dengan kukunya sendiri sehingga menimbulkan luka goresan," ceritanya sedih. 

Sumber Rujukan Fenz Capri

Jumat, 13 Agustus 2010

Khutbah Rasulullah SAW menyambut Bulan Suci Ramadhan

oleh Irwan Firdaus

Wahai manusia!
Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah.

Hari-harinya adalah hari-hari paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama, Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu ALLAH dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah.

Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca kitab-Nya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini.

Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat.Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambunglah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengarannmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya.

Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdo'a pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia!
Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar.Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah!Allah ta'ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengadzab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka degnan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbal-alamin.

Wahai manusia!
Barang siapa diantaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu.
Sahabat-sahabat lain bertanya: "Ya Rasulullah! tidaklah kami semua mampu berbuat demikian."Rasulullah meneruskan Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan sebiji kurma.Jagalah dirimu dari api n
neraka walaupun hanya dengan seteguk air.

Wahai manusia!
Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat.

Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebebasan dari api neraka. Barang siapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.

Barang siapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan bulan yang lain.

Wahai manusia!
Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu.

Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin berkata: "Aku berdiri dan berkata:" Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?"jawab Nabi: Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah".
Marhaban Yaa Ramadhan........ 

sumber : Risalah Hadist

Minggu, 08 Agustus 2010

al-Shaum

oleh Irwan Firdaus

Puasa dalam bahasa Arab al-Shaum, yang artinya menahan. Orang-orang Arab biasa mengacu kata ini pada kuda yang tak mau lari atau tak mau diberi makan. Dalam Islam kata al-shaum berarti menahan diri dengan sengaja dari apa yang membatalkan puasa (Muhaqqiq al-Hilli, Syara’ al-Islam). Bagi seorang muslim berpuasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum tetapi mengandung makna tambahan ibadah, kesenangan batin, moralitas dan hukum. Puasa juga mengandung makna pembangunan atau pembentuk­kan karakter, penguasaan atas hawa nafsu dan suatu inspirasi ke arah kreatifitas individual dan sosial.

Puasa juga telah menjadi bagian dari pilar-pilar Islam yang merupakan kewajiban agama bagi semua orang yang berimankan Tauhid, dan karena itu barangsiapa yang menolaknya maka ia telah menjadi kafir. Puasa juga merupakan tanda lahir dari ketaatan, penyerahan dan peribadatan kepada Allah SWT. Rasul saw bersabda: Allah SWT berfirman: “Puasa itu untuk-Ku, karena itu Akulah yang akan memberi ganjar­aannya langsung!” (Bihar al-Anwaar 96:255)

Dengan puasa seorang muslim mengungkapkan penyera­hannya (taslim) kepada perintah Allah, sambutannya atas kehendak-Nya, dan merupakan penolakkan yang tegas atas penguasaan hawa nafsu atas dirinya, dan hasrat priba­dinya. Puasa menjadi sebuah manifestasi dari ketaatan makhluk-Nya kepada Kehendak Yang Maha Kuasa.

Ekspresi yang diungkapkan lewat puasa ini mewakili bentuk penguasaan diri, dan usaha dalam mengatasi kesenangan-kesenangan jasadi dan berbagai kenikmatan badani demi kecintaan Allah yang penuh berkat, kedeka­tan kepada-Nya dan gairah untuk memperoleh keridhaan-Nya.

Hal ini merupakan suatu kemenangan cinta suci atas hawa nafsu dan keinginan diri. Watak seperti ini mewa­kili penguasaan atas kenikmatan fana untuk memperoleh kenikmatan abadi (yang telah dijanjikan Yang Mahakuasa)

Seseorang yang berpuasa dengan senang hati menjauh­kan dirinya dari kesenangan-kesenangan hidup tanpa faktor pencegah atau penghalang selain menaati Allah SWT dan menunjukkan pengabdian yang total atas perin­tah-perintah-Nya. Kenyataan ini telah di sebutkan dalam khotbah Nabi saw di atas: “Setiap nafas yang engkau tarik adalah tasbih (penyucian kepada Allah) dan tidur­mu adalah dalam ibadah.”

Dengan demikian, seluruh waktu di dalam bulan Ramad­han menjadi peribadatan. Setiap kegiatan dan aktivitas manusia beriman yang berpuasa menjadi pengejewantahan ibadah, selama ia tidak melakukan perbuatan tercela.

Tidurnya orang yang berpuasa, bahkan setiap hembusan nafasnya merupakan amal ibadah, karena dari jasad orang yang berpuasa secara sungguh-sungguh terpancar kebera­daan ibadah yang terus menerus melalui pemantangan dari merasakan hal-hal yang enak walaupun halal, yang diker­jakan semata-mata karena ketaatan kepada Allah SWT.

Rasulullah saw bersabda: “Orang yang berpuasa itu dalam beribadah kepada Allah walaupun ia tidur di ranjangnya selama ia tidak meng­gunjing orang muslim lainnya.” (Al-Bihar 96:247)
Imam Ali bin Abi Thalib as berkata, “Tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah, diamnya adalah tasbih, do’anya mustajab (dikabulkan), amalnya diterima. Sesungguhnya bagi seorang yang berpuasa di saat berbuka do’anya tidak tertolak!” (Bihar al-Anwar 93:360)

Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya ada satu surga yang pada pintunya ada penjaga yang melarang siapapun masuk kecuali orang-orang yang berpuasa.” (Al-Bihar 96:252)
Imam Ja’far al-Shadiq as berkata, “Bagi orang yang berpuasa itu ada dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Tuhannya.” (Furu’ al-Kafi 4:65)
Sayyidah Fathimah az-Zahra as berkata, “Dia (Allah SwT) menjadikan puasa sebagai penguat keikh­lasan” (A’yan al-Syi’ah 1:316)

PUASA SEBAGAI ZAKATNYA BADAN

Rasulullah saw bersabda, “Segala sesuatu itu ada zakatnya, dan zakat badan itu adalah puasa!” (Bihar al-Anwar 96:246)

PUASA SEBAGAI PERISAI DARI SIKSA NERAKA


Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah engkau berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu melindungimu dari siksa Neraka dan jika engkau sanggup, di saat maut datang kepadamu, sedangkan peru­tmu dalam keadaan lapar maka lakukanlah!” (Bihar al-Anwar 96:258)

JAGALAH PUASA DAN SHALATMU

Rasulullah saw bersabda, “Bisa saja orang yang berpuasa hanya memperoleh lapar dan haus saja dari puasanya dan bisa pula orang yang shalat malam hanya mendapatkan ketidaktidurannya itu dari shalat malamnya.” (Bihar al-Anwar 96:289)
Imam Ali as berkata, “Hakikat puasa itu adalah menjauhi segala yang diharam­kan sebagaimana seseorang mencegah dirinya dari makan dan minum.” (Al-Bihar 96:294)

BUAH PUASA

Di dalam hadits tentang Mi’raj-nya Nabi saw, Nabi saw bertanya kepada Allah SWT: “Wahai Tuhan, apakah yang diwariskan dari puasa?”. Allah SWT menjawab: “Puasa itu mewariskan hikmah, dan hikmah itu mewariskan ma’rifat, dan ma’rifat itu mewariskan keyakinan. Maka apabila seorang hamba telah memiliki keyakinan niscaya ia tidak lagi peduli apakah ia bangun di pagi hari dalam keadaan susah maupun dalam keadaan senang!” (Bihar al-Anwar 77:27)

PUASA SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN ROHANI

Semua bentuk peribadatan yang diperintahkan oleh Allah SWT bukanlah semata-mata praktek-praktek ritua­lisme agama seperti yang disalah tafsirkan banyak orang. Seluruh peribadatan tersebut merupakan suatu bentuk rinci dari pendidikan ruhani, psikologis, fisik, dan sosial.
Di samping suatu sarana untuk menunjukkan penyerahannya yang total kepada Allah SWT, seluruh peribadatan itu berfungsi dan berperan penting dalam memperbaiki dan mengembangkan jiwa dan kepribadian seseorang, yang pada gilirannya akan mempengaruhi masyarakat secara positif sebagai suatu kesatuan yang utuh.

Seperti puasa bukanlah sekedar menahan makan dan minum dan hubungan seks saja di siang hari, tetapi juga menahan diri dari semua perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Konsep ini yang akan membentuk secara langsung sebuah masyarakat yang penuh kebajikan. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa dalam bulan Ramadhan karena iman dan mencari keridhaan Allah serta melindungi telinganya, matanya, dan lidahnya dari hal yang merugi­kan orang lain, niscaya Allah SWT akan menerima puasanya, mengampuni kesalahan-kesalahannya di masa lalu.” (Riwayat dari Imam Ali bin Abi Thalib)

Dari Imam Muhammad al-Baqir as, bahwa Nabi saw bersab­da kepada sahabat Jabir bin Abdillah, “Wahai Jabir, barangsiapa berpuasa pada hari-hari bulan Ramadhan, mendirikan shalat pada bagian-bagian malamn­ya, menjaga hawa nafsu syahwatnya, mengendalikan li­dahnya, merendahkan pandangannya, dan tidak menyakiti perasaan orang lain niscaya akan terbebas dari dosa seperti pada saat ia baru dilahirkan!” (Fasting A Divine Banquet)
Imam Ja’far al-Shadiq as meriwayatkan dari ayah-kakekn­ya, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Apabila seseorang berpuasa menjawab ketika dicerca: “Damai atas kamu, saya tidak akan mencerca seperti yang anda lakukan.”, niscaya Allah SWT akan berfirman, “Demi Puasa, hamba-Ku telah menyelamatkan dirinya dari keja­hatan hamba-Ku yang lain, maka Aku anugerahkan perlin­dungan dari siksa Neraka.” (Fasting A Divine Banquet)

NASIHAT IMAM JA’FAR ASH-SHADIQ AS KEPADA SEORANG MUSLIM YANG BERPUASA


“Bilamana anda berpuasa, jagalah pendengaran dan pen­glihatan anda dari yang haram, dan jagalah seluruh anggota tubuh anda dari perbuatan yang buruk. Jangan mencerca atau menyakiti seorang pelayan. Berlaku horma­tlah sebagaimana mestinya seorang yang sedang berpuasa. Diam dan tenanglah serta selalu berdzikir kepada Allah. Jangan menganggap hari puasa anda sebagai hari biasa, karena tahanlah diri anda dari berhubungan seks, menci­um dan tertawa nyaring, karena Allah tidak menyukainya.” (Fasting A Divine Banquet)

PERINGATAN NABI SAW

Barangsiapa yang menggunjing saudara muslimnya maka puasanya tidak sah dan wudu’nya nihil. Apabila ia mati dalam keadaan seperti itu maka ia mati dalam keadaan seperti orang yang menghalalkan apa yang diharamkan Allah.” (Fasting A Divine Banquet)

KEDERMAWANAN DALAM BULAN RAMADHAN


Imam Ja’far ash-Shadiq as meriwayatkan bahwa datukn­ya, Imam Ali Zainal Abidin biasa membebaskan 20 orang budak atau lebih pada hari terakhir bulan Ramadhan. (Fasting A Divine Banquet)

PUASA MENAJAMKAN SENSITIFITAS KEPEDULIAN SOSIAL

Imam Ja’far ash-Shadiq as berkata, “Allah SWT mewajibkan puasa untuk mempersamakan si kaya dengan si miskin. Dengan puasa orang kaya akan merasakan deritanya lapar, untuk menimbulkan rasa belas kasihnya kepada si miskin, karena selama ini si kaya tidak pernah merasakannya. Allah SWT menghendaki untuk menempat­kan makhluk-makhlukNya pada suatu pijakan yang sama dengan jalan membuat si kaya turut merasakan nestapanya lapar, sehingga ia menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah dan lapar.”
(Bihar al-Anwar 96:371)

TANGGAL TANGGAL PENTING DI BULAN RAMADHAN

Imam Ja’far al-Shadiq as berkata, “Taurat diturunkan pada 6 Ramadhan, Injil pada 12 Ramadhan, Kitab Zabur pada 18 Ramadhan dan Furqan (Al-Qur’an) pada malam Lailatul Qadar!”
Ketika Imam Ash-Shadiq as ditanya tentang Lailatul Qadar, beliau mengatakan: “Carilah ia pada malam ke-19, ke-21 atau ke-23.”
  • Pada bulan Ramadhan, Rasulullah saw kehilangan 2 orang yang dicintainya, Khadijah as, isterinya dan Abu Thalib, pamannya.
  • Pada 19 Ramadhan 40 H, Imam Ali bin Abi Thalib as ditetak kepalanya yang mulia oleh pedang seorang durjana, Abdur­ Rahman ibn Muljam, ketika beliau sedang mengimami shalat subuh, dan pada 21 Ramadhan-nya beliau syahid.
  • Pada 15 Ramadhan 2 H, Imam Hasan as, cucu Nabi Saw dilahirkan.
  • Pada 2 Ramadhan 2 H, terjadi perang Badar yang dime­nangkan oleh kaum muslimin atas orang-orang Kafir Quraisy, di mana tentara muslimin pada saat itu hanya berjumlah 313 orang sementara kaum kafirin berjumlah 1000 orang!
  • Pada bulan Ramadhan Th 8 H, Makkah jatuh ke tangan kaum muslimin.

Laa hawla wa laa quwwata illa billah.

Baca Juga Hakikat Puasa

Senin, 17 Mei 2010

"666" ADA PADA AL-QUR'AN

oleh Irwan Firdaus

Teman, pasti tahu angka ‘666’ yang sering dianggap angka keramat atau angka setan, memang di banyak kebudayaan angka 666 sering dijadikan symbol yang mengadung makna sangat menakutkan dan senantiasa berhubungan dengan dunia kegelapan. Hal ini terus berlangsung hingga kini dari generasi ke generasi dan hampir menyeluruh terjadi disemua belahan dunia baik di barat atau pun di timur, baik di utara maupun di belahan bumi bagian selatan.

Kali ini (di sini) akan di bedah makna angka 666 dengan merujuk ke Kitab Suci Agung Al Quran; dengan cara mengkolerasikan pada nomor ayat, nomor surat, dan nomor juz yang mengandung angka 666.

Bila kita urut dari ayat ke 1 hingga 666 Al quran maka kita akan bertemu dengan surat An Nisaa ayat 173, “Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka perlindungan dan penolong selain dari pada Allah’’.

Angka 666 bila dipisah akan terdiri dari angka 6 dan 66. Surat ke-6 dalam Al Qura'an adalah Al An’aam yang dalam terjemahan Al Quran yang diterbitkan Departemen Agama berarti BINATANG TERNAK. Apakah dengan ini Allah telah menyindir mereka para pemuja setan dan sejenisnya ibarat binatang yang tidak mempunyai akal dan pikiran.

Coba simak firman-Nya dalam surat AL An’aam ayat ke 6, ‘’Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi-genersi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal ( generasi itu ) telah kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir dibawah mereka. Kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri. Dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain’’.

Dan ini seruan Allah dalam surat Al An'aam ayat yang ke 66, “Dan kaum-mu mendustakanya (azab) padahal azab itu benar adanya katakanlah : “Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu’’.

Surat ke 66 dalam kitab suci Al Qura'an adalah At Tahrim, yang dalam terjemahan Al Qura'an terbitan Departemen Agama berarti MENGHARAMKAN. Apakah dengan ini Allah telah menyidir mereka dengan mengharamkan segala bentuk dan prilaku para pemuja setan dan sejenisnya untuk masuk kesurga-Nya.

Coba simak firman-Nya dalam surat At Tahrim ayat ke 6, ‘’Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Angka 6 bila dikolerasikan pada nomor juz 6 maka kita akan bertemu dengan surat An Nisaa ayat 148 hingga 176 dan surat Al Maidah ayat 1 hingga ayat 82 sehingga total ayat pada juz 6 adalah 111 ayat. Bila kita urut dari ayat 1 hingga ayat 111 maka ayat ke 6 pada juz 6 adalah surat An nisaa ayat 153, “Ahli kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: ‘’Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata”. Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami maafkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata’’.

Dan ini ayat ke 66 dalam juz 6 maka kita akan bertemu dengan surat Al Maidah ayat 37, ‘’Mereka ingin keluar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya, dan mereka beroleh azab yang kekal’’.

Maha Suci Allah yang tak akan pernah hilang Kesucian dan Keagungan-Nya walau seluruh isi jagat raya tak menyembah-Nya lagi.

Bagaimana dengan Anda???

"666" Hanya Dianggap Simbol atau Bentuk Kepercayaan??
Berikanlah penjelasan lanjutan dengan cara memberikan komentar yang bermutu!!!

[ sebelumnya cuma mau ngingetin, "BUDAYAKAN KOMENTAR BERKUALITAS" ]

Minggu, 25 April 2010

See The Black Dots In The Middle For 10 Sec And Look The Nearest Plain Wall

Jumat, 12 Maret 2010

All About Lucifer...!!!

oleh Irwan Firdaus

Lucifer, Dari Bangsa Jin Atau Malaikat?


Tanya:
Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh
Bung Rizki yg terhormat semoga selalu dirahmati dan dilindungi oleh ALLAH SWT.
Saya ingin bertanya tentang Lucifer, sesosok nama malaikat cahaya yg menjadi simbol kepercayaan kaum paganis atau yg lebih sering disebut sebagai The God of Light, The Fallen Angel dan Bintang Fajar. Apakah Lucifer ini berasal dari bangsa jin ataukah malaikat? Sebab saya pernah dengar dari teman yg berkepercayaan Kristen, Lucifer ini adalah dari bangsa malaikat yg ketika semua malaikat disuruh untuk bersujud pada Nabi Adam AS, ada 1 makhluk yg membangkang dan menurut kepercayaan mereka, Lucifer-lah biang keladinya (Kalau di Islam, kita mengenal Iblis) lalu Lucifer ini dikutuk Tuhan dan diusir ke bumi, maka jadilah ia disebut The Fallen Angel yang telah hilang sifat2 malaikatnya. Lalu apakah dalam Islam kita juga mengenal Lucifer? Apakah ada kesamaan antara Lucifer dengan Iblis? Terima kasih atas kesediaan bung Rizki untuk menjawabnya.

Hamid Ghufry

Jawaban:
Wa’alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh,
Bung Hamid Ghufry yang senantiasa dirahmati dan dilindungi Allah SWT, pertama-tama yang harus ditekankan di sini ialah jika kitab suci al-Qur’an maupun Hadits tidak ada yang menuliskan kata “Lucifer”. Jadi, bisa dipastikan jika Islam tidak mengenal istilah “Lucifer”. Walau demikian, ada istilah dalam Islam yang mewakili semua yang ada dalam diri Lucifer, yakni Iblis. Memang, kosakata “Lucifer” sendiri berasal dari perbendaharaan kebudayaan Barat.
Kita tentu sudah mengetahui jika Iblis (berasal dari bahasa Arab “Abasa” yang memiliki arti sebagai “Pembangkang”) diciptakan Allah Swt dari zat sejenis api atau cahaya, sama dengan asal penciptaan Malaikat. Hanya saja, ketika Allah Swt memerintahkan agar semua mahluk bersujud kepada Adam a.s., hanya iblis yang menolak perintah Allah Swt. Sebab itu dia dinamakan pembangkang (Abasa, Iblis).
Allah Swt di dalam kitab suci al-Qur’an surat Al-Baqarah (2) ayat 34 berfirman:
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah” kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”

Dari ayat ini kita mengetahui jika Iblis tadinya berada di antara para malaikat, namun karena membangkang, derajatnya diturunkan sehingga dia termasuk ke dalam golongan orang-orang kafir. Dengan kata lain, orang-orang kafir yang tidak mau atau enggan menerima ketauhidan sama derajatnya dengan iblis. Naudzubillah min dzalik!

Iblis dan Lucifer memang serupa. Hanya saja, karena kekristenan yang ada sekarang banyak sekali mengadopsi ajaran paganisme Roma yang berurat-akar pada paganisme Mesir Kuno (Osirian Rite) sejak zaman Firaun dengan para pendeta Kabbalah-nya, maka sosok Lucifer juga ditempeli dengan berbagai istilah seperti The God of Light, The Fallen of Angel, dan sebagainya. Lucifer memiliki arti secara harfiah sebagai “Cahaya”, sama seperti pengertian “Illuminaty” yang juga merujuk pada Cahaya. Maria Magdalena sering juga disebut oleh kaum Yohanit sebagai The Illuminatrix, Sang Dewi Cahaya.
Sekarang ini, kelompok-kelompok Kabbalis seperti Zionis-Yahudi, Freemasonry, Templar, Rosikrusian, dan ribuan sekte kecil yang menyempal di dalam keyakinan Barat, menyatakan jika Lucifer adalah malaikat yang dianiaya Tuhan, sama seperti legenda Maria Magalena yang disebut sebagai perempuan suci yang dianiaya oleh Gereja. Ini semua berangkat dari keyakinan paganis.
Islam hanya mengenal iblis, bukan Lucifer.

Wallahu’alam bishawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sumber: Era Muslim

Minggu, 21 Februari 2010

Sebab-Sebab Turunnya Rizki

Akhir-akhir ini banyak orang yang mengeluhkan masalah penghasilan atau rizki, entah karena merasa kurang banyak atau karena kurang berkah. Begitu pula berbagai problem kehidupan, mengatur pengeluaran dan kebutuhan serta bermacam-macam tuntutannya. Sehingga masalah penghasilan ini menjadi sesuatu yang menyibukkan, bahkan membuat bingung dan menjadikannya stress bagi sebagian orang.

Maka tak jarang di antara mereka ada yang mengambil jalan pintas dengan menempuh segala cara yang penting keinginan tercapai. Akibatnya bermunculanlah koruptor, pencuri, pencopet, perampok, pelaku suap dan sogok, penipuan bahkan pembunuhan, pemutusan silaturrahim dan meninggal kan ibadah kepada Allah untuk mendapatkan uang atau alasan kebutuhan hidup.

Mereka lupa bahwa Allah telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya sebab-sebab yang dapat mendatangkan rizki dengan penjelasan yang amat gamblang. Dia menjanjikan keluasan rizki kepada siapa saja yang menempuhnya serta menggunakan cara-cara itu, Allah juga memberikan jaminan bahwa mereka pasti akan sukses serta mendapatkan rizki dengan tanpa disangka-sangka.
Diantara sebab-sebab yang melapangkan rizki adalah sebagai berikut:

Takwa Kepada Allah

Takwa merupakan salah satu sebab yang dapat mendatangkan rizki dan menjadikannya terus bertambah. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, artinya,“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (At Thalaq 2-3)

Setiap orang yang bertakwa, menetapi segala yang diridhai Allah dalam segala kondisi maka Allah akan memberikan keteguhan di dunia dan di akhirat. Dan salah satu dari sekian banyak pahala yang dia peroleh adalah Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dalam setiap permasalahan dan problematika hidup, dan Allah akan memberikan kepadanya rizki secara tidak terduga. Imam Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah di atas, "Yaitu barang siapa yang bertakwa kepada Allah dalam segala yang diperintahkan dan menjauhi apa saja yang Dia larang maka Allah akan memberikan jalan keluar dalam setiap urusannya, dan Dia akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari jalan yang tidak pernah terlintas sama sekali sebelumnya.”

Allah swt juga berfirman, artinya,“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. 7:96)

Istighfar dan Taubat

Termasuk sebab yang mendatang kan rizki adalah istighfar dan taubat, sebagaimana firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi Nuh Alaihissalam ,“Maka aku katakan kepada mereka:"Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun" niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. 71:10-12)Al-Qurthubi mengatakan, "Di dalam ayat ini, dan juga dalam surat Hud (ayat 52,red) terdapat petunjuk bahwa istighfar merupakan penyebab turunnya rizki dan hujan."

Ada seseorang yang mengadukan kekeringan kepada al-Hasan al-Bashri, maka beliau berkata, "Beristighfarlah kepada Allah", lalu ada orang lain yang mengadukan kefakirannya, dan beliau menjawab, "Beristighfarlah kepada Allah". Ada lagi yang mengatakan, "Mohonlah kepada Allah agar memberikan kepadaku anak!" Maka beliau menjawab, "Beristighfarlah kepada Allah". Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, beliau pun juga menjawab, "Beristighfarlah kepada Allah."Maka orang-orang pun bertanya, “Banyak orang berdatangan mengadukan berbagai persoalan, namun anda memerintahkan mereka semua agar beristighfar." Beliau lalu menjawab, "Aku mengatakan itu bukan dari diriku, sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat Nuh,(seperti tersebut diatas, red)
Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan lalu berhenti dari segala dosa, karena orang yang beristighfar dengan lisannnya saja sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan dan hati masih senantiasa menyukainya maka ini merupakan istighfar yang dusta. Istighfar yang demikian tidak memberikan faidah dan manfaat sebagaimana yang diharapkan.

Tawakkal Kepada Allah

Allah swt berfirman, artinya,“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. 65:3). Nabi saw telah bersabda, artinya,"Seandainya kalian mau bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya maka pasti Allah akan memberikan rizki kepadamu sebagaimana burung yang diberi rizki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang." (HR Ahmad, at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani)

Tawakkal kepada Allah merupakan bentuk memperlihatkan kelemahan diri dan sikap bersandar kepada-Nya saja, lalu mengetahui dengan yakin bahwa hanya Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan. Segala yang ada di alam berupa makhluk, rizki, pemberian, madharat dan manfaat, kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan dan selainnya adalah dari Allah semata.

Maka hakikat tawakkal adalah sebagaimana yang di sampaikan oleh al-Imam Ibnu Rajab, yaitu menyandarkan hati dengan sebenarnya kepada Allah Azza wa Jalla di dalam mencari kebaikan (mashlahat) dan menghindari madharat (bahaya) dalam seluruh urusan dunia dan akhirat, menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah serta merealisasikan keyakinan bahwa tidak ada yang dapat memberi dan menahan, tidak ada yang mendatangkan madharat dan manfaat selain Dia.

Silaturrahim

Ada banyak hadits yang menjelaskan bahwa silaturrahim merupakan salah satu sebab terbukanya pintu rizki, di antaranya adalah sebagai berikut:-Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, artinya," Dari Abu Hurairah ra berkata, "Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah menyambung silaturrahim." (HR Al Bukhari)-Sabda Nabi saw, artinya,"Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, " Ketahuilah orang yang ada hubungan nasab denganmu yang engkau harus menyambung hubungan kekerabatan dengannya. Karena sesungguhnya silaturrahim menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, memperbanyak harta dan memperpanjang umur." (HR. Ahmad dishahihkan al-Albani)Yang dimaksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang ada hubungan nasab antara kita dengan mereka, baik itu ada hubungan waris atau tidak, mahram atau bukan mahram.

Infaq fi Sabilillah

Allah swt berfirman, artinya,“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. 34:39)

Ibnu Katsir berkata, "Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam hal yang diperintahkan kepadamu atau yang diperbolehkan, maka Dia (Allah) akan memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan balasan di akhirat kelak."

Juga firman Allah yang lain, artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2:267-268)

Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah saw bersabda, Allah swt berfirman, "Wahai Anak Adam, berinfaklah maka Aku akan berinfak kepadamu." (HR Muslim)

Menyambung Haji dengan Umrah


Berdasarkan pada hadits Nabi Shalallaahu alaihi wasalam dari Ibnu Mas'ud Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,"Ikutilah haji dengan umrah karena sesungguhnya keduanya akan menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana pande besi menghilangkan karat dari besi, emas atau perak, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga." (HR. at-Tirmidzi dan an- Nasai, dishahihkan al-Albani)Maksudnya adalah, jika kita berhaji maka ikuti haji tersebut dengan umrah, dan jika kita melakukan umrah maka ikuti atau sambung umrah tersebut dengan melakukan ibadah haji.

Berbuat Baik kepada Orang Lemah

Nabi saw telah menjelaskan bahwa Allah akan memberikan rizki dan pertolongan kepada hamba-Nya dengan sebab ihsan (berbuat baik) kepada orang-orang lemah, beliau bersabda, artinya,"Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rizki melainkan karena orang-orang lemah diantara kalian." (HR. al-Bukhari). Dhu'afa' (orang-orang lemah) klasifikasinya bermacam-macam, ada fuqara, yatim, miskin, orang sakit, orang asing, wanita yang terlantar, hamba sahaya dan lain sebagainya.

Serius di dalam Beribadah

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, artinya,"Wahai Anak Adam Bersungguh-sungguhlah engkau beribadah kepada Ku, maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku menanggung kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan itu maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kesibukan dan Aku tidak menanggung kefakiranmu."Tekun beribadah bukan berarti siang malam duduk di dalam masjid serta tidak bekerja, namun yang dimaksudkan adalah menghadirkan hati dan raga dalam beribadah, tunduk dan khusyu' hanya kepada Allah, merasa sedang menghadap Pencipta dan Penguasanya, yakin sepenuhnya bahwa dirinya sedang bermunajat, mengadu kepada Dzat Yang menguasai Langit dan Bumi.

Dan masih banyak lagi pintu-pintu rizki yang lain, seperti hijrah, jihad, bersyukur, menikah, bersandar kepada Allah, meninggalkan kemaksiatan, istiqamah serta melakukan ketaatan, yang tidak dapat di sampaikan secara lebih rinci dalam lembar yang terbatas ini. Mudah-mudahan Allah memberi kan taufik dan bimbingan kepada kita semua. Amin.

( Sumber : Kutaib “Al Asbab al Jalibah lir Rizqi”, al-qism al-ilmi Darul Wathan. )

Sabtu, 20 Februari 2010

Mengenal Siapa Sosok Muhammad Al-Fatih

Mengenal Siapa Sosok Muhammad Al-Fatih [Yang Pada Usia 23 Tahun Telah Berhasil Menaklukan Konstantinopel]


Baiklah izinkanlah saya untuk mengenalkan kepada teman-teman siapa beliau:
Bisyarah adalah sebuah kabar gembira yang Allah SWT turunkan kepada ummatnya, baik melalui al-Qur'an ataupun melalui ucapan Rasulullah SAW. Bisyarah adalah perlambang janji Allah SWT dan menjadi penyemangat kaum muslim selama berabad-abad lamanya, keyakinan akan janji ALlah SWT ini sangat terpatri kuat di dalam jiwa kaum muslim dan menjadi harapan ditengah-tengah keputus-asa-an, menjadi pengingat dalam kealpaan, dan menjadi sebuah sumber energi yang tidak terbatas sampai kapanpun juga. Dengan bisyarah inilah kaum muslim berjuang dan menorehkan tinta emas dalam sejarah peradaban dunia.

Salah satu bisyarah yang dapan menginspirasi setiap muslim adalah bisyarah Rasulullah SAW yang disampakan oleh Abdullah bin Amru pada shahabat:
فقال عبد الله بينما نحن حول رسول الله صلى الله عليه وسلم نكتب إذ سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم أي المدينتين تفتح أولا قسطنطينية أو رومية فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم مدينة هرقل تفتح أولا يعني قسطنطينية

Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, "bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau SAW ditanya tentang kota manakah yang akan futuh terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab, "Kota Heraklius terlebih dahulu (maksudnya Konstantinopel). (HR Ahmad)
لتفتحن القسطنطينية فلنعم الأمير أميرها ولنعم الجيش ذلك الجيش
Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat Amir (panglima perang) adalah Amir-nya dan sekuat-kuatnya pasukan adalah pasukannya (HR Ahmad)

Ini adalah sebuah bisyarah, petunjuk dan kabar gembira bagi kaum muslim bahwa dua pilar peradaban barat pada waktu itu yang dijadikan simbol yaitu: Kota Roma (Romawi Barat) dan Kota Konstantinopel (Romawi Timur) akan diberikan dan dibebaskan oleh kaum muslim.

Dan hal ini menjadi penyemangat para Khalifah untuk melakukan futuhat, tercatat dalam sejarah bahwa Abu Ayyub al-Anshari (44 H) pada Khalifah Muawiyyah bin Abu Sufyan adalah orang yang pertama kali ingin merealisasikan janji Allah tersebut, namun karena kondisi fisik beliau tidak mampu memenuhinya, walaupun begitu, beliau meminta agar jasadnya dikuburkan di bawah kaki pasukan kaum muslim terdepan pada saat ekspedisi itu sebagai sebuah milestone bagi mujahid selanjutnya.

Lalu Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik (98 H) pada masa Kekhalifahan Umayyah, Khalifah Harun al-Rasyid (190 H) masa Kekhalifahan Abasiyyah, Khalifah Beyazid I (796 H) masa Kekhalifahan Utsmanityyah, Khalifah Murad II (824 H) masa Kekhalifahan Utsmaniyyah juga tercatat dalam usaha penaklukan konstantinopel, tetapi karena satu dan lain hal, Allah SWT belum mengizinkan kaum muslim memenangkan pertempuran itu.

Konstantinopel merupakan salah satu kota terpenting di dunia, kota ini memiliki benteng yang tidak tertembus yang dibangun pada tahun 330 M. oleh Kaisar Byzantium yaitu Constantine I. Konstaninopel memiliki posisi yang sangat penting di mata dunia. Sejak didirikannya, pemerintahan Byzantium telah menjadikannya sebagai ibukota pemerintahan Byzantium. Konstantinopel merupakan salah satu kota terbesar dan benteng terkuat di dunia saat itu, dikelilingi lautan dari tiga sisi sekaligus, yaitu selat Bosphorus,

Laut Marmarah dan Tanduk Emas (golden horn) yang dijaga dengan rantai yang sangat besar, hingga tidak memungkinkan untuk masuknya kapal musuh ke dalamnya. Pentingnya posisi konstantinopel ini digambarkan oleh napoleon dengan kata-kata ".....kalaulah dunia ini sebuah negara, maka Konstantinopel inilah yang paling layak menjadi ibukota negaranya!".

Adalah Muhamamd II atau selanjutnya dikenal sebagai Muhammad al-Fatih, yang akan menaklukan kota ini, sejak kecil dia telah dididik oleh ulama-ulama besar pada zamannya, khususnya Syaikh Aaq Syamsuddin yang tidak hanya menanamkan kemampuan beragama dan ilmu Islam, tetapi juga membentuk mental pembebas pada diri Mumammad al-Fatih. Beliau selalu membekali al-Fatih dengan cerita dan kisah para penakluk, kisah syahid, dan mulianya para mujahid, dan selalu mengingatkan Muhammad II tentang  

Bisyarah Rasulullah SAW dan janji Allah SWT yang menjadikan seorang anak kecil bernama Muhammad II memiliki mental seorang penakluk. Maka tidak mengherankan ketika berumur 23 tahun, al-Fatih telah menguasai 7 bahasa dan dia telah memimpin ibukota Khilafah Islam di Adrianopel (Edirne) sejak berumur 21 tahun (ada yang memberikan keterangan dia telah matang dalam politik sejak 12 tahun). Sebagian besar hidup al-Fatih berada diatas kuda, dan beliau tidak pernah meninggalkan shalat rawatib dan tahajjudnya untuk menjaga kedekatannya dengan Allah SWT dan memohon pertolongan dan idzinnya atas keinginannya yang telah terpancang kuat dari awal: Menaklukan Konstantinopel!!!

Dia pun sadar untuk menaklukkan konstantiopel dia membutuhkan perencanaan yang baik dan orang-orang yang bisa diandalkan, maka dia pun membentuk dan mengumpulkan pasukan elit yang dinamakan Janissaries, yang dilatih dengan ilmu agama, fisik, taktik dan segala yang dibutuhkan oleh tentara, dan pendidikan ini dilaksanakan sejak dini, dan khusus dipersiapkan untuk penaklukan Konstantinopel. 40.000 orang yang loyal kepada Allah SWT dan Rasul-Nya pun berkumpul dalam penugasan ini. Selain itu dia juga mengamankan Selat Bosphorus yang menjadi nadi utama perdagangan dan transportasi bagi Konstantinopel dengan membangun benteng dengan 7 menara citadel yang selesai dalam waktu kurang dari 4 bulan.

Setelah mempersiapkan meriam raksasa yang dapat melontarkan peluru seberat 700 kg, al-Fatih lalu mempersiapkan 250.000 total pasukannya yang terbagi menjadi 3, yaitu pasukan laut dengan 400 kapal perang menyerang melalui laut marmara, kapal-kapal kecil untuk menembus selat tanduk, dan sisanya melalui jalan darat menyerang dari sebelah barat konstantinopel, awal penyerangan ini dilakukan pada tanggal 6 April 1453, yang terkenal dengan The Siege of Constantinple.

Keseluruhan pasukan al-Fatih dapat direpotkan oleh pasukan Konstantinopel yang bertahan di bentengnya, belum lagi serangan bantuan dari Negeri Kristen lewat laut menambah beratnya pertempuran yang harus dihadapi oleh al-Fatih, sampai tanggal 21 April 1453 tidak sedikitpun tanda-tanda kemenangan akan dicapai pasukan al-Fatih, lalu akhirnya mereka mencoba suatu cara yang tidak terbayangkan kecuali oleh orang-orang yang beriman.

Dalam waktu semalam 70 kapal pindah dari selat Bosphorus menuju selat Tanduk dengan menggunakan tenaga manusia. Yilmaz Oztuna di dalam bukunya Osmanli Tarihi menceritakan salah seorang ahli sejarah tentang Byzantium mengatakan:

"kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini. Muhammad Al-Fatih telah mengubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya di puncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang lautan. Sungguh kehebatannya jauh melebihi apa yang dilakukan oleh Alexander yang Agung,"

70 Kapal al-Fatih dipindahkan dari Selat Bosphorus ke Selat Tanduk melalui Pegunungan Galata dalam waktu 1 malam.Pengepungan ini terus berlanjut sampai dengan tanggal 27 Mei 1453, melihat kemenangan sudah dekat, Muhamamad al-Fatih mengumpulkan para pasukannya lalu berkhutbah didepan mereka:

"Jika penaklukan kota Konstantinopel sukses, maka sabda Rasulullah SAW telah menjadi kenyataan dan salah satu dari mukjizatnya telah terbukti, maka kita akan mendapatkan bagian dari apa yang telah menjadi janji dari hadits ini, yang berupa kemuliaan dan penghargaan. Oleh karena itu, sampaikanlah pada para pasukan satu persatu, bahwa kemenangan besar yang akan kita capai ini, akan menambah ketinggian dan kemuliaan Islam. Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan, menjadikan syariat selalu didepan matanya dan jangan sampai ada diantara mereka yang melanggar syariat yang mulia ini. Hendaknya mereka tidak mengusik tempat-tempat peribadatan dan gereja-gereja. Hendaknya mereka jangan mengganggu para pendeta dan orang-orang lemah tak berdaya yang tidak ikut terjun dalam pertempuran".

Subhanallah, ini sebuah penegasan pada pasukannya bahwa kemenangan tidak akan bisa dicapai dengan mengandalkan kekuatan belaka, bukan pula karena kecerdasan dan strategi perang, Muhammad al-Fatih sangat memahami bahwa kemenangan hanya akan tercapai dengan izin dan pertolongan Allah SWT.

Maka ia meminta seluruh pasukannya bermunajat pada Allah SWT, menjauhkan diri dari maksiat, bertahajjud pada malam harinya dan berpuasa pada esok harinya. Pada tanggal 29 Mei 1453, serangan terakhir dilancarkan, dan sebelum Ashar, al-Fatih sudah menginjakkan kakinya di gerbang masuk konstantinopel. Berakhirlah pengepungan selama 52 hari lamanya dan penantian panjang akan janji Allah selama 825 tahun lamanya. Konstantinopel dibebaskan oleh kaum muslim melalui tangan al-Fatih!

Bayangkan, kekuatan seperti apa yang bisa menjaga semangat, persatuan, dan kesabaran selama 52 hari perang dan lintas generasi dalam 825 tahun lamanya? Kekuatan seperti apa yang dapat menjadikan anak muda berumur 23 tahun menaklukan sebuah peradaban besar? Inilah yang dinamakan kekuatan yang percaya dan yakin sepenuh hati pada janji Allah SWT dan Bisyarah rasul-Nya. Kemampuan melihat tidak dengan mata tetapi dengan Keimanan, kekuatan yang melebihi apapun.

 Beyond the Inspiration.

They believe in something that can't be seen by eyes! "Allahuakbar!!!"


Konstantinopel telah takluk dan itu tidak akan terulang kembali karena posisi yang mulia dalam Bisyarah Rasulullah SAW telah ditempati oleh Muhammad al-Fatih. Penaklukan kota Roma hanya menunggu waktu dan posisi kemuliaan itupun akan ditempati oleh satu orang. Tetapi ada satu Bisyarah lagi yang Rasulullah SAW sampaikan pada kita, yang mengajak kita semuanya untuk merealisasikan itu.

تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ

"Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) yang zalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian". (HR. Ahmad)

Pragmatisme pasti akan menafikkan Idealisme
Pragmatisme meniscayakan Kompromisme
Sedangkan, Idealisme menafikkan Pragmatisme
Idealisme meniscayakan Keyakinan akan Bisyarah Allah dan Rasul -Nya
Perbedaan orang kafir dan muk'min adalah: Orang muk'min yakin dahulu lalu mereka (pasti) akan melihat, sedang Orang kafir butuh melihat dulu lalu (mungkin) akan yakin.
Forum Kaskus

irfblog. Diberdayakan oleh Blogger.