oleh Irwan Firdaus
Menyoal sosial media : facebook dan twitter!
Pada
facebook sebagai penanda "suka" adalah jempol, (berarti yang "tidak
suka" tidak memberi jempol?) --tidak juga! Rasa "suka" dan "tidak suka"
terserah pada selera saja, mau diuraikan dengan komentar atau pun tidak.
Pada sosial media twitter si pekicau hanya melemparkan ocehan -nya
dengan sebutan 'twitt'. Ocehan atau "cangkeman" dalam versi tulisan ini
di sebut sebagai twitter. Kalau bermutu, syukurlah. Kalau tidak bermutu,
ya memang begitulah sewajarnya. Twitter adalah sosial media ocehan,
oleh sebab itu banyak dari penggunanya yang menggunakan jempol. "Bangsa
yang besar adalah bangsa yang mampu mencerdaskan jempolnya sendiri".
Hanya pada twitter-lah si jempol di beri kesempatan untuk berdikari.
Selama ini kan si jempol hanya di perbudak untuk bikin cap jempol saja.
Dahulu, jempol tak diberi kesempatan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara! Kalau kepala tidak berpikir, bagaimana jempol bisa
menggantikan kepala? Mungkin Twitter bisa mencerdaskan jempol bangsa.
Condet, 08 Januari 2013
0 komentar
Posting Komentar