oleh Irwan Firdaus
Penghayatan cinta pada kalimat puisi dapat membentuk dunia baru, begitu pun penghayatan kalimat pada bahasa matematika (baca: logika). Kalau berbicara matematika orang lantas berpikir tentang hitung-hitungan. Dan semua bilangan itu pasti. Siapa bilang? Matematika bukan perkara hitung-hitungan 1+1 = 2.
Matematika tentang konsistensi logika. Logika matematika 1+1 = 2 siapa bilang pasti? Kalau menurut bilangan per sepuluh iya, tapi kalau menurut bilangan binner 1+1 tidak sama dengan 2. Matematika adalah kemampuan menangkap pola dari sesuatu yang semula tidak terjawab.
Pada bahasa lama, "cinta adalah pengorbanan"; sedang menurut logika matematika, "cinta tak perlu pengorbanan". Yang merasa ada "pengorbanan" bukan cinta nama -nya tapi kalkulasi. Dan bercintalah seperti ayam dengan cinta yang kudus!
Kita ambil contoh pada puisi-nya Sutardji Calzoum Bachri yang memang sulit untuk dipahami, tetapi sebenar-nya makna puisi tersebut diberikan sepenuhnya kepada si pembaca yang berjudul “Tapi”.
Puisi Tapi sepenuhnya mempunyai makna yang begitu mendalam, namun ternyata tidak mudah untuk memahami puisi ini. Berikut adalah petikan bunyi puisi -nya:
TAPI
oleh: Sutardji Calzoum Bachri
aku bawakan bunga padamu
tapi kau bilang masih
aku bawakan resahku padamu
tapi kau bilang hanya
aku bawakan darahku padamu
tapi kau bilang cuma
aku bawakan mimpiku padamu
tapi kau bilang meski
aku bawakan dukaku padamu
tapi kau bilang tapi
aku bawakan mayatku padamu
tapi kau bilang hampir
aku bawakan arwahku padamu
tapi kau bilang kalau
tanpa apa aku datang padamu
wah !
Penyair mengutak-atik kata-kata. Dalam bahasa sehari-hari, gimana kita membawa arwah kita yah, gimana kita membawa mayatku padamu ? (sajak dari Sutardji Calzoum Bachri ini). Bedanya di dalam puisi itu hanya ada dalam penghayatan si pembaca : "Oh, dengan membaca itu; ketika aku datang ke kekasihku. Aku dengan penghayatan lain!"
Jadi kalimat puisi membentuk dunia baru, begitu juga kalimat matematik. Ketika ada orang yang lantas mengatakan, "Jangan mengharapkan perubahan, tetapi ciptakan perubahan". Bagi aku itu kalimat matematik yang lahir dari utak-atik, utak-atik kalimat itu.
Isi presentasi :
Ki Jancuk Sujiwo Tejo yang berjudul Math: Finding Harmony In Chaos.
TEDx
Siapa yang tidak tahu TEDx sekarang? Hampir di 100 negara di dunia sudah
ada TEDx. Per Maret 2011 saja, tercatat 1579 events TEDx sudah terselenggara.
Padahal TEDx baru mulai ada pada Maret 2009. Data dari TEDx juga
menunjukkan sudah ada 812 events yang bakal terselenggara di tahun 2011
ini. Sungguh, bukan angka yang kecil.
Secara sederhana TEDx bisa
diartikan sebuah komunitas berbagi ide dari berbagai bidang. Mulai dari
bidang teknologi, hiburan, desain, bisnis, sains, sampai membahas isu
global. Menariknya semua bidang tersebut dikolaborasikan melalui
speakers dan audience dalam satu acara khas TEDx. Dan lebih menariknya
lagi, setiap acara TEDx diselenggarakan secara independen dan gratis.
TEDx
mengusung semangat kolaborasi berbagi ide yang diharapkan bisa
menginspirasi orang lain dalam mengubah cara pandang, cara hidup, dan
pada akhirnya mengubah dunia menjadi lebih baik.
0 komentar
Posting Komentar