Popular Posts

irfblogBacklink






Rating for erosisland.blogspot.com

My Ping in TotalPing.com

desain 1

Lawan rasa takut dan jalin silaturahmi dengan sesama rekan alumni.

desain 2

Lawan rasa takut dan jalin silaturahmi dengan sesama rekan alumni.

desain 3

Lawan rasa takut dan jalin silaturahmi dengan sesama rekan alumni.

desain 4

Lawan rasa takut dan jalin silaturahmi dengan sesama rekan alumni.

desain 5

Lawan rasa takut dan jalin silaturahmi dengan sesama rekan alumni.

Tampilkan postingan dengan label music video. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label music video. Tampilkan semua postingan

Selasa, 30 November 2010

Avenged Sevenfold : "To End the Rapture"

Band ini dibentuk pada tahun 1999 di Huntington Beach, California dengan anggota asli M. Shadows, Zacky Vengeance, The Rev dan Matt Wendt. Memberi nama bandnya yang referensinya berasal dari cerita Cain dan Abel dari Bible, meskipun demikian, mereka bukanlah band agamis. Saat pembentukannya, masing-masing anggota band ini memakai nama samaran yang juga merupakan nama panggilan mereka saat bersekolah di Sekolah Menegah Atas.

Sebelum merilis album debut mereka, band ini merekam dua demo pada tahun 1999 dan 2000. Album pertama mereka, "Sounding the Seventh Trumpet", direkam ketika para anggota band masih berumur delapan belas tahun dan juga masih bersekolah di sekolah menengah atas.

Album ini pada awalnya dirilis oleh perusahaan label pertama mereka, Good Life Record pada tahun 2001. Setelah gitaris Synyster Gates bergabung dengan band, pada akhir 1999. Ia masuk ketika masih berusia 18 tahun. Lagu "To End the Rapture" direkam ulang dengan menampilkan anggota penuh band. Album ini kemudian dirilis ulang pada Hopeless Records pada tahun 2002.

Band ini lalu mulai menerima pengakuan, mereka tampil dengan band-band seperti Mushroomhead dan Shadows Fall dan bermain di Take Action Tour. Setelah bassis keempat mereka, Johnny Christ bergabung secara permanen, mereka merilis album Waking the Fallen di Hopeless Records pada bulan Agustus 2003. Band menerima pengakuan oleh Billboard dan The Boston Globe, dan juga bermain di "Vans Warped Tour".

Pada tahun 2004, Avenged Sevenfold mengadakan tur kembali di "Vans Warped Tour" dan merekam video untuk lagu "Unholy Confessions" yang masuk tangga lagu di MTV2's Headbanger's Ball. Tak lama setelah merilis Waking the Fallen, Avenged Sevenfold meninggalkan Hopeless Records dan menandatangani kontrak yang diajukan oleh Warner Bros.

Kamis, 25 November 2010

The Moody Blues : "Night's in White Satin"

The Moody Blues adalah grup musik psychedelic rock yang didirikan tahun 1964 di Birmingham, Inggris. Anggota pendirinya, Michael Pinder, Ray Thomas mulanya memainkan lagu berirama rhythm and blues bersama Graeme Edge dan musisi lainnya. Setelah bergabungnya John Lodge dan Justin Hayward, musik berubah haluan menjadi grup musik rock progresif, terutama dalam album konsep Days of Future Passed. Salah satu lagu dari album tersebut, "Nights in White Satin" dirilis sebagai singel, dan masuk di urutan 20 teratas Britania pada tahun 1968. Mereka masih terus aktif hingga sekarang dalam bentuk konser-konser keliling di Amerika Serikat dan Britania Raya.

Masa Awal

The Moody Blues dibentuk 4 Mei 1964 di Erdington, Birmingham, Inggris. Ray Thomas, John Lodge, dan Michael Pinder adalah anggota band El Riot; the Rebels yang terpaksa harus bubar. Anggota termudanya, John Lodge masuk ke akademi teknik, sementara Pinder masuk dinas ketentaraan. Setelah selesai dari dinas ketentaraan, Pinder bergabung dengan Ray Thomas membentuk Krew Cats.

Pinder dan Thomas merekrut gitaris sekaligus vokalis Denny Laine, Graeme Edge (mantan manajer band yang beralih sebagai pemain drum), dan pemain bass Clint Warwick. Mereka berlima tampil pertama kali sebagai Moody Blues di Birmingham pada tahun 1964. Mereka menamakan diri sebagai Moody Blues karena mendapat sponsor dari pengilangan minuman MB. Selain itu, mereka terinspirasi oleh lagu "Mood Indigo" dari Duke Ellington.

Mereka dikontrak Ridgepride, sebuah kantor manajemen artis asal London yang dibentuk mantan tokoh Decca AR bernama Alex Murray (Alex Wharton). Moody Blues mendapat bantuan Murray dalam mendapatkan kontrak dengan Decca Records pada musim semi 1964. 

Bersama Decca, mereka merilis singel "Steal Your Heart Away" yang berhasil masuk ke tangga lagu. Masih di tahun yang sama, singel kedua "Go Now" menjadi singel pertama mereka (sekaligus satu-satunya) yang sampai di puncak tangga lagu Britania Raya, dan peringkat ke-10 tangga lagu Amerika Serikat.

Album perdana mereka, The Magnificent Moodies dirilis pada tahun 1965 dengan Denny Cordell sebagai produser. Piringan hitam tersebut diisi dengan lagu-lagu asli karya Laine/Pinderb dan lagu-lagu blues klasik yang mereka bawakan kembali.

Pemain bass Warwick keluar pada musim panas 1966, dan digantikan untuk sementara oleh Rod Clark. Namun, Clark keluar bersama Laine pada bulan Oktober 1966. Posisi mereka berdua digantikan oleh mantan pemain bass El Riot bernama John Lodge, dan Justin Hayward mantan The Wilde Three.

Mereka sadar bahwa memainkan kembali lagu-lagu blues dari Amerika tidak cocok lagi buat mereka, dan memutuskan hanya memainkan lagu ciptaan sendiri. Musik baru mereka menampilkan permainan melotron oleh Pinder dan flute oleh Ray Thomas.

Toto "Falling In Between Live"

Toto adalah grup musik rock Amerika Serikat yang didirikan tahun 1977 oleh beberapa musisi studio berpengalaman dan paling populer waktu itu. Puncak kepopuleran mereka pada tahun 1980-an, dimulai dari album pertama pada tahun 1978.

Album Toto IV (1982) sukses secara komersial, dan membawa Toto sebagai salah satu grup musik terlaris.

Mereka juga sempat membuat musik tema untuk film Dune. Walaupun kepopuleran memudar pada 1990-an dan 2000-an, konser-konser yang digelar Toto di stadion dan gedung konser di seluruh dunia selalu penuh dengan penonton.

Anggota Toto dikenal sebagai musisi yang serba bisa memainkan berbagai irama musik, pop, rock, soul, funk, progressive rock, hard rock, R&B, dan jazz. Toto merilis 17 album dengan total penjualan 30 juta kopi. Album ke-18, "Falling In Between Live" dirilis Maret 2007 di Paris.

Setelah gitaris Steve Lukather mengundurkan diri, dan atas persetujuan anggota lainnya akhirnya group band ini pun bubar setelah menyelesaikan konser keliling di tahun 2008.

Rabu, 17 November 2010

Mengenang Sosok Harry Roesli

sinar mentari telah kembali terang
di dalam hati asmaraku
dahaga cinta telah lebur oleh dirimu

aduh, Ken Arok pujaanku sayang
aku pun cinta kepadamu
Ken Arok sayang
aku ingin di peluk olehmu

[kutipan dari syair lagu, "Ken Arok"]


kita ini sekuntum kembang
hanya jadi penghias jambangan
hanya jadi pemajang jalan
di putar siang-malam

[kutipan dari syair lagu, "Sekuntum Kembang"]

Harry Roesli (bernama lengkap Djauhar Zaharsyah Fachrudin Roesli, lahir di Bandung, 10 September 1951 – meninggal di Jakarta, 11 Desember 2004 pada umur 53 tahun) adalah tokoh dikenal melahirkan budaya musik kontemporer yang berbeda, komunikatif dan konsisten memancarkan kritik sosial.

Karya- karyanya konsisten memunc...ulkan kritik sosial secara lugas dalam watak musik teater lenong. Harry berpenampilan khas, berkumis, bercambang, berjanggut lebat, berambut gondrong dan berpakaian serba hitam.

Harry Roesli merupakan cucu pujangga besar Marah Roesli. Anak bungsu dari empat bersaudara, ayahnya bernama Mayjen (pur) Roeshan Roesli. Istri Harry Roesli bernama Kania Perdani Handiman dan dua anak kembarnya bernama Layala Khrisna Patria dan Lahami Khrisna Parana.

Kegiatan

Pada awal 1970-an, namanya sudah mulai melambung. Saat membentuk kelompok musik Gang of Harry Roesli bersama Albert Warnerin, Indra Rivai dan Iwan A Rachman. Lima tahun kemudian (1975) kelompok musik ini bubar.

Di tengah kesibukannya bermain band, dia pun mendirikan kelompok teater Ken Arok, 1973. Setelah melakukan beberapa kali pementasan, antara lain, Opera Ken Arok di TIM Jakarta pada Agustus 1975, grup teater ini kemudian bubar, karena Harry mendapat beasiswa dari Ministerie Cultuur, Recreatie en Maatschapelijk Werk (CRM), belajar ke Rotterdam Conservatorium, Belanda.

Selama belajar di negeri kincir angin itu, Harry juga aktif bermain piano di restoran-restoran Indonesia dan main band dengan anak-anak keturunan Ambon di sana. Selain untuk menyalurkan talenta musiknya sekaligus untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya yang tidak mencukupi dari beasiswa.

Gelar Doktor Musik diraihnya pada tahun 1981, kemudian selain tetap berkreasi melahirkan karya-karya musik dan teater, juga aktif mengajar di Jurusan Seni Musik di beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan Universitas Pasundan Bandung.

Dia ini juga kerap membuat aransemen musik untuk teater, sinetron dan film, di antaranya untuk kelompok Teater Mandiri dan Teater Koma. Juga menjadi pembicara dalam seminar-seminar di berbagai kota di Indonesia dan luar negeri, serta aktif menulis di berbagai media, salah satunya sebagai kolumnis Kompas Minggu.

Selain itu juga membina para seniman jalanan dan kaum pemulung di Bandung lewat Depot Kreasi Seni Bandung (DKSB) yang didirikannya. Rumahnya di Jl WR Supratman 57 Bandung dijadikan markas DKSB. Rumah inilah yang pada tahun 1998 menjadi pusat aktivitas relawan Suara Ibu Peduli di Bandung. Rumah ini ramai dengan kegiatan para seniman jalanan dan tempat berdiskusi para aktivis mahasiswa. Dimana kerap lahir karya-karya yang sarat kritik sosial dan bahkan bernuansa pemberontakan terhadap kekuasaan Orde Baru.

Bersama DKSB dan Komite Mahasiswa Unpar, Harry Roesli mementaskan pemutaran perdana film dokumenter Tragedi Trisakti dan panggung seni dalam acara "Gelora Reformasi" di Universitas Parahyangan [1]. Dalam acara ini kembali dinyanyikan lagu Jangan Menangis Indonesia dari album LTO (Lima Tahun Oposisi), Musica Studio, 1978.

Setelah reformasi, saat pemerintahan BJ Habibie, salah satu karyanya yang dikemas 24 jam nonstop juga nyaris tidak bisa dipentaskan. Juga pada awal pemerintahan Megawati, dia sempat diperiksa Polda Metro Jaya gara-gara memelesetkan lagu wajib Garuda Pancasila.

Harry meninggal dunia hari Sabtu 11 Desember 2004, pukul 19.55 di RS Harapan Kita, Jakarta.

Pendidikan

  • Jurusan Teknik Mesin ITB Bandung, sampai tingkat IV (1970-1975)
  • Jurusan Komposisi LPKJ kini IKJ (1975-1977)
  • Jurusan musik elektronik di Rotterdam Conservatorium, Negeri Belanda (1977-1981)

Karier

  • Pendiri dan pemain grup musik Gang of Harry Roesli bersama Albert Warnerin, Indra Rivai, dan Iwan A Rachman (1971-1975).
  • Pendiri grup teater Ken Arok (1973-1977).
  • Guru besar psikologi musik Universitas Pendidikan (UPI), Bandung dan Universitas Pasundan, Bandung.

Karya

  • Philosophy Gang, album musik, 1971
  • Titik Api, album musik, 1976
  • Jika Hari Tak Berangin, album musik
  • Tiga Bendera, album musik
  • Gadis Plastik, album musik
  • LTO, album musik
  • Ken Arok, album musik
  • Musik Rumah Sakit (1979 di Bandung dan 1980 di Jakarta)
  • Parenthese
  • Musik Sikat Gigi (1982 di Jakarta)
  • Opera Ikan Asin
  • Opera Kecoa
  • Opera Tusuk gigi (1997 di Bandung)
  • Pimpinan Depot Kreasi Seni Bandung (DKSB)
 

Remy Sylado Nyanyikan Puisi Mbeling

"Remy sylado muncul dengan rekaman kaset baru yang lirik dan lagunya seakan menentang arus. ia berani menyindir dan melakukan protes secara terus terang melalui baris-baris liriknya."

Makin banyak orang nekad dalam musik pop pribumi akan menolong musik ini menjadi sehat. Remy Sylado, dengan dua rekaman kaset bernama 'Orexas' dan 'Remy Sylado Company', seperti menentang arus. Baik lirik maupun lagunya bukan jenis selera yang sedang pasaran sekarang.

Dalam 'Remy Sylado Company', yang diproduksi Irama Tara, Remy menyanyikan puisi mbeling dalam irama rock dan country. Puisi mbeling ("nakal") yang mula-mula ditampung di majalah Aktuil, memang merupakan mode juga sebagai ekspresi anak muda.

Kaset ini menunjukkan ketrampilan Remy. Ia memiliki potensi yang baik untuk memanfaatkan segala sesuatu, meramu dan menyatukannya dalam sebuah bentuk. Sayang sekali lirik, untuk diucapkan bersama musik, terasa masih lepas. Agaknya soal keterbatasan bahasa atau kurang tepatnya pemilihan kata. Banyak kali yang menonjol baru ide menyindir dan protes yang sangat verbal.

Yang menarik adalah keberaniannya melontarkan baris-baris yang sangat terus terang. Misalnya dalam lagu Demi KB: "Aku menyatakan cinta lewat apa, jika tidak lewat kondom .... Apakah kau percaya tentang kondom sebagai satu cita-cita. Ataukah sangsi ia sebagai lelucon yang memanjakan burung?" --- Lagu ini dinyanyikan juga oleh DOEL SUMBANG.
Sempat juga diselingkan pameran keterampilan vokal. Suara baritonnya yang secara teknis lumayan, tiba-tiba meliuk dalam lagu Bung Sondang -- mengingatkan kita pada liukan dalam Gembala Sapi Norma Sanger dulu. Remy mampu memainkan vokalnya, tapi entah kenapa seperti ada yang menahan sehingga kurang ekspresif. Barangkali terburu-buru.

Kaset 'Orexas' yang diproduksi oleh Karya Nada, lebih baik. Sisi A memuat 7 lagu. Di antaranya Mabok Pu Tao yang ditulis Nikki Ukur dan Aku Mo Canti Nama Jadi Apa Saja gubahan Rully Mihardja. Juga lagu Remy bernama Aku Raja Atas Kecewaku yang dinyanyikan Elly Jayusman -- yang menunjukkan sebenarnya lagu Remy bisa baik kalau dinyanyikan orang lain. Sementara Remy sendiri terasa lebih lepas menyanyikan lagu orang lain.

Unsur protes tersalur dengan hebat dalam lagu Orexas -- dengan musik, lirik dan vokal Remy sendiri. Dimulai dengan suara anak anjing. Disambung seruan yang mengajak para "orexas" begini: "Hee mari kita panjatkan doa kita, semoga orang-orang tua kita cepat dilanda malapetaka biar mampus dengan segala kemunafikan mereka." Disambung dengan "doa", yang diakhiri dengan kata "Idi Amin". Lalu terdengar suara sejumlah anak muda menggunjingkan perilaku para orangtua mereka, yang disambung suara Remy menyanyikan lirik ini:


"Dalam kota kami ada kumpulan anak muda mbeling
yang bernama Orexas
Mereka melawan pada orang tua sendiri
yang dibilang munafik
Konon ayah larang anaknya mengisap ganja
Padahal mereka sendiri mabok di nigbt club
lbunya bilang tabu jika anaknya ngerti soal sex
Sementara mereka sendiri main gila
ltulah musabab yang menyebabkan
mbeling membikin itu Orexas
Orexas adalah Organisasi Sex Bebas
Untuk mengkaji cinta gombal" ....
 
  Sesuai dengan sikap Remy, ia juga menawarkan pemecahan. Baginya pemecahan itu begini: "Jikalau orang tua bisa belajar jadi lugu pada jalannya sang takdir. Mereka kan maklum bahwa di satu waktu yang muda kan jadi tua juga." Remy melihat persoalan itu semuanya sebagai akibat sengketa usia.

"TV Belum Sanggup Menilai Saya"

  Remy Sylado, orang serba bisa, dikenal sebagai pelopor puisi mbelink. Remy juga mementaskan sandiwara di Bandung dengan penampilan yang dianggap nyentrik. Selain menulis beberapa novel, ia bikin skenario film Duo Kribo. Belakangan sibuk menulis lagu dan menyanyi.

Sebelum kaset 'Orexas' dan 'Remy Sylado Company' anda sudah merekam kaset di Bandung. Bagaimana hasilnya? 

Tidak sukses. Bagaimana bisa sukses. Musik jelek sekalipun, kalau iklannya di TV bisa berhasil. Musik saya iklannya mau masuk TV, orang TV menolak. Katanya harus dites, sulit, kadang sampai 4 - 5 kali dites belum tentu lulus. Katanya harus pakai duit (maksudnya sogok). 

Bagaimana dengan 'Orexas' dan 'Remy Sylado Company'? 

Juga sama, tidak sukses. Bagaimana bisa sukses kalau tidak ada iklan di TV. Semua perusahaan yang kontrak sama saya mau pasang iklan di TV, tapi orang TV bilang, Remy harus dites. Saya bersedia dites, tapi saya sebelumnya harus mentes mereka dulu. Kita kalau harus bicara harus berpegang pada salah satu kriteria. Saya akan bicara referensi. Saya berpendapat selama ini sebagai kritikus musik saya lebih faham referensi musikologi dibanding siapapun di Indonesia ini. Mereka orang-orang TV belum sanggup menilai saya. Dan sebenarnya masalah uang. Mereka akan tetap saja mempersulit.

Warna musik anda tidak sama dengan Chrisye dan Eros yang sedang laris. Sengaja? 

Saya menentukan bentuk sendiri. Saya lebih cenderung bentuk folk rock -- saya pikir satu-satunya pola untuk bisa bercerita tentang kemanusiaan. Sekarang perusahaan sudah terangkat dari 'mannerisme'. Tidak ada orang yang utuh visinya, semua musik epigon. Misalnya Panbers pada Koes Plus, D'Lloyd pada Koes Plus. Padahal mereka memiliki keterbatasan masing-masing. Musik saya memiliki keterbatasan sendiri.

Lagu anda Tuti Soemitro di kaset 'Remy Sylado Company' mengingatkan lagu Bimbo Tante Sun. Anda juga epigon? 

Saya kira tidak sama. Musik saya country. Saya heran orang mengatakan kaya' Tante Sun. Malah Tante Sun yang mirip King Herod Sangnya Jesus Christ Super Star.  

Apa pendapat anda terhadap musik pop pribumi sekarang? 

Musik pop Indonesia, cacatnya yang terbesar pada liriknya. Lirik dengan bahasa yang tidak efektif, tidak terpilih. Keenan Nasution liriknya sudah bagus. Franky & Jane sudah tercabut dari mannerisme. Cara berfikir musikus pop Indonesia kurang tangkas. Saya inginkan musikus itu bisa mengambil manfaat dari sastrawan maupun teaterawan kita. Tapi kalau ada kritikan dianggap musuh. Jadi nggak sehat.

Sekarang anda sudah berkeluarga. Apa anda tetap mempertahankan cara berekspresi yang anda lakukan dengan pementasan dan puisi mbeling dulu? 

Sudah berubah. Kan bodoh kalau mau tetap begitu. Kepentingan dan status sosial sudah berubah.

Tempo edisi. 39/Desember 1978

Selasa, 27 Juli 2010

\m/

Oleh Irwan Firdaus

Sejarah

Nama Heavy metal digagas oleh Band Hard Rock Tahun 60'an Steppenwolf, dalam lagu mereka yang berjudul 'Born To Be Wild' (ada di baris kedua bait kedua).
"I like smoke and lightning Heavy metal thunder Racin' with the wind And the feelin' that I'm under".
Tapi istilah itu belum dipakai secara tepat sampai pada tahun 1970, ketika Black Sabbath merilis album debut album mereka yang berjudul ' Black Sabbath'.
Dari tahun 1960-an atau bisa disebut Blues Rock seperti Led Zeppelin, AC/DC Classic metal dan disekitar 60an sampai 70'an atau disebut Classic Rock seperti Black Sabbath, Blue Oyster Cult, Deep Purple, Alice Cooper. Permainan Classic metal. Musiknya dikendalikan oleh Riff yang lebih bluesy.

Evolusi musik

Berikut beberapa jenis metal lagi:

70'an

Heavy Metal awal 70'an digawangi oleh band-band seperti Led Zepplin, Black Sabbath, dan Deep Purple, Heavy Metal pada era tersebut masih dipengaruhi oleh elemen Blues yang kental. Judas Priest mengembangkan genre ini dengan menghilangkan unsur blues dan lebih mengandalkan distorsi, beat yang lebih cepat, dan harmoni. Pada akhir 70'an munculah New Wave oF British Heavy Metal yang dipelopori Motorhead, NWOBHM menggabungkan Punk dan Heavy Metal. Band-band NWOBHM lainya adalah Iron Maiden, Saxon, Venom, Diamond Head, dll.

Awal 80'an

Awal era 80'an Di gawangi oleh band-band NWOBAM seperti Motörhead, Iron Maiden, Venom dan Diamond Head. Heavy Metal akhirnya bertabrakan dengen musik Pop hal ini memunculkan genre yang disebut Glam Metal, Glam Metal berhasil menerobos chart-chart papan atas, hal ini menyebabkan Heavy Metal lebih tersebar cepat di seluruh dunia.

Underground Metal: 1980, 1990, dan 2000'an

Thrash metal dan Speed metal.

Tempo lagu sangat cepat yang diusung oleh gitaris yang memainkan gitar rhytm Downstroke pada Thrash metal oleh band-band seperti Metallica, Megadeth, Slayer dan Anthrax yang dijuluki Big Four Of Thrash. Di San Francisco ada Testament dan Exodus di New Jersey ada Overkill dan Sepultura dari Brazil. Sedangkan Speed metal dimainkan lebih cepat sangat-sangat cepat dan bertenaga seperti Motörhead (akhir-akhir), Iron Angel, Anthrax. Sedangkan musik Thrash metal yang berasal dari Eropa adalah seperti, Kreator dan Destruction, keduanya dari negara Jerman.

Death metal

Chuck Schuldiner, sang gitar & vokal band Death, yang dikenal sebagai "Bapak Death Metal"

Pada tahun 1990'an, underground ini lebih memasuki ke Extreme metal seperti Grindcore dipelopori oleh Napalm Death dan Brutal Truth, berkembang pada 1991 menjadi Death metal Scandinavia oleh Entombed, Dismember, Unleashed, dan At The Gates. Melodic Death metal yang berasal dari Gothenburg Swedia lalu berkembang di Finlandia dan Norwegia oleh band-band seperti Arch Enemy, Dark Tranquillity, Disessction. Kemudian ada istilah yang digunakan yaitu, Techical metal di pioniri oleh Cynic, Atheist, Meshuggah, Death. Progressive Death metal yang mungkin lebih cenderung ke visualisasi dan banyak menggunakan Tradisional pun dimaklumi, Pionirnya adalah Opeth, Pestilence, Death, Novembre dan mungkin Progressive metal oleh Dream Theater, Queensryche, dan Fates Warning.

Black metal

Aliran ini muncul sekitar awal dan pertengahan tahun 1980-an, yang diprakarsai oleh band-band cadas seperti Venom, Hellhammer, Celtic Frost, dan Bathory. Pada akhir 80-an band Mayhem dan Burzum mengarah kedalam black metal gelombang kedua.

Power metal

Power Metal adalah genre ini lebih bersemangat dan vokalis genre ini kebanyakan di pengaruhi oleh Rob Halford dan Bruce Dickinson band-band genre ini kebanyakan dari Eropa. Misalnya, Europe (Swedia), Iron Maiden (U.K), Helloween (Jerman)

Doom Metal dan Gothic metal

Doom Metal adalah aliran yang lebih mengutamakan penekanan lirik, dengan tempo yang dibawah rata-rata subgenre Extreme Metal lainya aliran ini terinspirasi oleh Black Sabbath era pertama, band yang termasuk aliran ini contohnya adalah Saint Vitus, Obsessed dan Candlemass. Gothic Metal adalah evolusi Doom Metal, awal genre ini adalah munculnya band-band Death/Doom dari inggris yaitu My Dying Bride, Paradise Lost, Anathema, band Gothic Metal sekarang banyak mengandalkan harmoni antara vocal pria dan wanita (terkadang dengan growl).

90'an

Pada era 90'an musik Heavy Metal mulai digoyang oleh munculnya kekeuatan Alternative Rock khususnya Grunge, band-band Glam Metal pada era 80'an mengalami penurunan popularitas, publikasi pada saat tersebut mentitik beratkan pada Grunge. Sementara itu band-band seperti Metallica, Pantera, Tool, White Zombie dan Megadeth menjadi ujung tombak keberadaan musik metal saat tersebut.

Alternative metal

Alternative metal adalah salah satu subgenre metal yang paling populer di awal 90'an. ketika popularitas Glam Metal mulai tenggelam akibat kemunculan Grunge pada akhir 80an. Alternative Metal digunakan untuk mendeskripsikan band-band seperti Faith No More, Primus, Rage Against The Machine dan Jane's Addiction yang mengfusikan Heavy Metal dan Alternative Rock.
Selain itu ada Industrial metal yang diprakasai band seperti Ministry, Godflesh, Fear Factory dan Marilyn Manson. Industrial metal juga tumbuh pesat di Jerman. band seperti Rammstein ,Oomph!, Megaherz meraih popularitas yang cukup tinggi baik di negara asalnya dan juga dataran eropa.
Lalu ada Punk Metal atau Crossover Thrash adalah percampuran Trash Metal dengan element-element kental dari Hardcore Punk. Suicidal Tendecies, Stromtroopers of Death, Corrosion of Conformity dan Dirty Rotten Imbeciles adalah sebagian band yang mengusung genre ini.
Kemudian ada Groove Metal, adalah evolusi dari genre Trash Metal yang muncul awal 90'an genre ini digawangi oleh Pantera, Sepultura, White Zombie dsb.
Nu Metal, Genre alternative metal yang terakhir adalah metal modern yang bermain dengan nada Industrial. Banyak band-band dari Korn, Slipknot, Limp Bizkit, Deftones hingga Disturbed.

Grunge

Tahun 1990-an ketika wabah musik Grunge yang awalnya adalah percampuran kental antara Heavy Metal dan Post-Punk bahkan Hardcore bermunculan di Seattle, walaupun sedikit cenderung ke Alternative rock. Band Grunge dari Seattle, seperti Nirvana, Soundgarden, Pearl Jam, dan Alice in Chains sebelum band itu ada sebenarnya grunge sudah ada oleh band-band seperti Malfunkshun dan Green River setelah itu ada Temple of the Dog Mad Season, Mudhoney sampai Melvins. Setelah kematian Kurt Cobain musik Grunge jarang datang lalu kembali di-ilhami dengan band-band seperti Skin Yard dan PJ Harvey. Jika suatu band memainkan musik Grunge tapi band itu bukan berasa dari Seattle. Nama yang dipakai bukanlah Grunge, tetapi Post-Grunge seperti L7, Stone Temple Pilots, Paw, Hole.

Perkembangan terkini

Metal di era 2000'an (sekarang) memiliki perbedaan yang cukup besar, dalam artian bahwa metal bisa berfusi dengan berbagai macam aliran. Sebagaimana diketahui para pelopor musik metal, penikmat musik metal disuguhi berbagai macam jenis metal dengan tempo yang harmonis dan dinamis. Beberapa aliran itu adalah Nu Metal,Symphonic Metal , Deathcore, Metalcore, Melodic Death Metal Folk Metal dan sebagainya.

Folk Metal

Folk Metal adalah fusi Heavy Metal dengan musik folk (musik daerah), aliran ini digawangi oleh band-band sepertik Korpiklaani, Skyclad, Ensiferum, Fiintroll, Turisas dsb.
Walaupun kebanyakan musik Folk Metal lebih banyak berkembang di Skandinavia, Folk Metal juga berkembang di timur tengah seperi Orphaned Land dan Melechesh

Melodic Death Metal

Melodic Death Metal sendiri berkembang pesat di Skandinavia, khususnya Gothenburg. Band-band seperti In Flames, At The Gates, Dark Tranquillity, Arch Enemy dan Soilwork. Selain di Skandinavia Melodic Death Metal juga berkembang di regional lain sperti Children of Bodom, Kalmah dan Norther (Finlandia),The Black Dahlia Murder, Darkest Hour and Himsa (Amerika Serikat), Switchblade, Daysend,Infernal Method (Australia),Disarmonia Mundi (Italy), Blood Stain Child (Japan) and Death Scythe (Mexico)

Deathcore

Deathcore berkembang sebagai turunan dari Death Metal dengan ciri khas lirik yang persis Death Metal, yaitu tentang kematian, neraka, setan, dan nuansa-nuansa mistik. Kebanyakan dari Death Metal adalah orang-orang atheis, sedangkan Deathcore kebanyakan adalah orang-orang agnostik.
Pada mulanya dipelopori oleh band-band seperti Dying Fetus, Suffocation dan Crytopsy dan sebagainya. Pada era 2000'an semakin banyak band deathcore yang bermunculan seperti Job For A Cowboy, The Red Chord, All Shall Perish Bring Me the Horizon dan lain-lain.
Deathcore sendiri cenderung bertempo cepat, hampir mirip aliran metal old school yang bersifat hancur-hancuran namun masih ada grip-grip yang melodian.

New Wave of American Heavy Metal

New Wave of American Heavy Metal (atau biasa disebut Metalcore) adalah gabungan dari Extreme dengan Hardcore. Genre ini muncul belakangan pada era pertengahan 90'an. New Wave of American Heavy Metal dipengaruhi oleh band-band seperti Machine Head, Pantera dan Biohazard.
Musik metalcore memiliki ciri khas berupa gitar stem drop D sampai C, terkadang full scream, namun ada juga yang equalizer yang biasanya ada dalam reffrain lagu. Biasanya, metalcore dalam hal gitar ritmik tidak serumit death metal namun band-band metalcore kebanyakan bermelodi cadas dan rumit. Jika tidak bermelodi, biasanya ritmiknya yang rumit. Namun nada-nada metalcore tidak seperti death metal yang bernuansa seram, setan, neraka, dan sebagainya.
Band-band metalcore di dunia antara lain Lamb of God, Killswitch Engage, All That Remains, Darkest Hour, God Forbid, Shadows Fall, Trivium, Haste The Day, Walls Of Jericho,Unearth dan sebagainya

Mathcore

Mathcore adalah perkembangan dari Metalcore yang memiliki ritme yang kompleks dan memiliki progressivitas yang tinggi. band-band Mathcore banyak dipengaruhi band-band seperti Converge, Neurosis, Isis, dan The Dillinger Escape Plan. Band-band Mathcore yang baru-baru ini menuai popularitas adalah Protest The Hero, The Human Abstract dan lain sebagainya.

Selasa, 20 Juli 2010

Cikal Rock Underground di Indonesia (Indie)


Embrio kelahiran scene musik rock underground di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy (Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek dari Banten. Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia.

Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil sejak awal era 70'an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasi band-band yang memainkan musik keras dengan gaya yang lebih `liar’ dan `ekstrem’ untuk ukuran jamannya.

Padahal kalau mau jujur, lagu-lagu yang dimainkan band- band tersebut di atas bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milik band-band luar negeri macam Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones hingga ELP.

Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta).

Selain itu Log jugalah yang membidani lahirnya label rekaman rock yang pertama di Indonesia, Logiss Records. Produk pertama label ini adalah album ketiga God Bless, “Semut Hitam” yang dirilis tahun 1988 dan ludes hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia.

Semangat yang dibawa para pendahulu ini memang masih berkutat pola tradisi `sekolah lama’, bangga menjadi band cover version! Di antara mereka semua, hanya Roxx yang beruntung bisa rekaman untuk single pertama mereka, “Rock Bergema”. Ini terjadi karena mereka adalah salah satu finalis Festival Rock Se-Indonesia ke-V.

Mendapat kontrak rekaman dari label adalah obsesi yang terlalu muluk saat itu. Jangankan rekaman, demo rekaman bisa diputar di radio saja mereka sudah bahagia. Saat itu stasiun radio yang rutin mengudarakan musik-musik rock/metal adalah Radio Bahama, Radio Metro Jaya, dan Radio SK. Dari beberapa radio tersebut mungkin yang paling legendaris adalah Radio Mustang. Mereka punya program bernama Rock N’ Rhythm yang mengudara setiap Rabu malam dari pukul 19.00 – 21.00 WIB.

Stasiun radio ini bahkan sempat disatroni langsung oleh dedengkot thrash metal Brasil, Sepultura, kala mereka datang ke Jakarta bulan Juni 1992. Selain media radio, media massa yang kerap mengulas berita- berita rock/metal pada waktu itu hanya Majalah HAI, Tabloid Citra Musik, dan Majalah Vista.

Berkonsernya dua supergrup metal internasional di Indonesia, Sepultura (1992) dan Metallica (1993) memberi kontribusi cukup besar bagi perkembangan band-band metal sejenis di Indonesia. Tak berapa lama setelah Sepultura sukses “membakar” Jakarta dan Surabaya, band speed metal Roxx merilis album debut self-titled mereka di bawah label Blackboard. Album kaset ini kelak menjadi salah satu album speed metal klasik Indonesia era 90-an.

Hal yang sama dialami pula oleh Rotor. Sukses membuka konser fenomenal Metallica selama dua hari berturut-turut di Stadion Lebak Bulus, Rotor lantas merilis album thrash metal major labelnya yang pertama di Indonesia, Behind The 8th Ball (AIRO). Bermodalkan rekomendasi dari manajer tur Metallica dan honor 30 juta rupiah hasil dua kali membuka konser Metallica, para personel Rotor (minus drummer Bakkar Bufthaim) lantas eksodus ke negeri Paman Sam untuk mengadu nasib.

Sucker Head sendiri tercatat paling telat dalam merilis album debut dibanding band-band seangkatan mereka lainnya. Setelah dikontrak major label lokal, Aquarius Musikindo, baru di awal 1995 mereka merilis album `The Head Sucker’. Hingga kini Sucker Head tercatat sudah merilis empat buah album.

Dari sedemikian panjangnya perjalanan rock underground di tanah air, mungkin baru di paruh pertama dekade 90-anlah mulai banyak terbentuk scene-scene underground dalam arti sebenarnya di Indonesia. Di Jakarta sendiri konsolidasi scene metal secara masif berpusat di Blok M sekitar awal 1995. Kala itu sebagian anak-anak metal sering terlihat nongkrong di lantai 6 game center Blok M Plaza dan di sebuah resto waralaba terkenal di sana. Aktifitas mereka selain hang out adalah bertukar informasi tentang band-band lokal dan internasional, barter CD, jual-beli t-shirt metal hingga merencanakan pengorganisiran konser. Sebagian lagi yang lainnya memilih hang out di basement Blok M Mall yang kebetulan letaknya berada di bawah tanah.

Pada era ini hype musik metal yang masif digandrungi adalah subgenre yang makin ekstrem yaitu death metal, brutal death metal, grindcore, black metal hingga gothic/doom metal. Beberapa band yang makin mengkilap namanya di era ini adalah Grausig, Trauma, Aaarghhh, Tengkorak, Delirium Tremens, Corporation of Bleeding, Adaptor, Betrayer, Sadistis, Godzilla dan sebagainya.

Band grindcore Tengkorak pada tahun 1996 malah tercatat sebagai band yang pertama kali merilis mini album secara independen di Jakarta dengan judul `It’s A Proud To Vomit Him’. Album ini direkam secara profesional di Studio Triple M, Jakarta dengan sound engineer Harry Widodo (sebelumnya pernah menangani album Roxx, Rotor, Koil, Puppen dan PAS).

Era baru bagi perkembangan rock underground di Jakarta. Tepat pada hari digelarnya acara musik indie untuk pertama kali di Poster Café. Acara bernama “Underground Session” ini digelar tiap dua minggu sekali pada malam hari kerja. Café legendaris yang dimiliki rocker gaek Ahmad Albar ini banyak melahirkan dan membesarkan scene musik indie baru yang memainkan genre musik berbeda dan lebih variatif.

Lahirnya scene Brit/indie pop, ledakan musik ska yang fenomenal era 1997 – 2000 sampai tawuran massal bersejarah antara sebagian kecil massa Jakarta dengan massa dari Bandung terjadi juga di tempat ini. Getah, Brain The Machine, Stepforward, Dead Pits, Bloody Gore, Straight Answer, Frontside, RU Sucks, Fudge, Jun Fan Gung Foo, Be Quiet, Bandempo, Kindergarten, RGB, Burning Inside, Sixtols, Looserz, HIV, Planet Bumi, Rumahsakit, Fable, Jepit Rambut, Naif, Toilet Sounds, Agus Sasongko & FSOP adalah sebagian kecil band-band yang `kenyang’ manggung di sana.

Baca Juga:

Jumat, 16 Juli 2010

Kematian Drummer AVENGED SEVENFOLD

Terjawab sudah tentang kematian drummer AVENGED SEVENFOLD yang meninggal tanggal 28 Desember kemarin. Sebelumnya memang santer didesas-desuskan kalau The Rev meninggal karena overdosis dan kemarin pihak Deputi kepolisian setempat di Orange County, California, Coroner Mitchell Sigal mengatakan kalau drummer tersebut mengalami komplikasi dari efek berlebih Oxycodone, Oxymorphone, Diazepam/Nordiazepam dan juga ethanol.

Oxycodone merupakan penghilang rasa sakit pengganti Kodeina dan Kodeina sendiri adalah asam opiat alkaloid yang diproses dari morfin. Sama halnya dengan Oxymorphone yang juga berfungsi sebagai penghilang rasa sakit. Sedangkan Diazepam / Nordiazepam adalah obat pereda cemas serta etanol campuran keras untuk alkohol. Sebelumnya telah banyak pelaku entertain yang meninggal dengan cara sama termasuk aktor Heath Ledger yang meninggal tanggal 22 Januari 2008 lalu. Selain itu The Rev ternyata memiliki kelainan hati yang membuat peran besar mempercepat proses kematiannya.

James Owen Sullivan atau yang lebih dikenal dengan The Rev meninggal di usia 28 tahun di daerah rumahnya di Huntington Beach, California dan dimakamkan tanggal 6 Januari 2010 dalam sebuah upacara pemakaman tertutup dari masyarakat umum. Namun dalam seremoni pemakaman, gitaris AVENGED SEVENFOLD memberi penghiburan khusus bagi keluarga yang ditinggal dan juga dihadapan Vinnie Paul (mantan drummer PANTERA, Matt Tuck (vokalis & gitaris BULLET FOR MY VALENTINE serta beberapa anggota dari MY CHEMICAL ROMANCE.

Tak bisa dipungkiri, The Rev merupakan salah seorang drummer yang cukup berpengaruh di tahun 2000-an dengan permainannya yang agresif membuat AVENGED SEVENFOLD menjadi salah satu band metalcore berpengaruh dari California dengan pengaruh CONVERGE juga SLAYER serta beberapa ripping milik GUNS N’ ROSES juga METALLICA. Bersama AVENGED SEVENFOLD, The Rev ikut berkontribusi dalam empat album, “Sounding the Seventh Trumpet” di tahun 2001, “Waking the Fallen” di tahun 2003, “City of Evil” di tahun 2005 dan “Avenged Sevenfold” di tahun 2007 serta sempat menulis beberapa lagu di rencana perilisan album terbaru AVENGED SEVENFOLD bertitel “Nightmare” tanggal 27 Juli mendatang.

“Sebagai seorang drummer, The Rev kelihatan jauh lebih baik dari kebanyakan orang,” kata drummer ATREYU, Brandon Saller yang juga sama-sama berasal dari Orange County. “Dia benar-benar memiliki talenta dan dia memiliki bakat sejati serta permainan yang tidak seperti kebanyakan drummer. Jika kalian mendengarkan teknik permainannya, maka kalian akan dapat menebak di lagu lain kalau itu adalah permainan The Rev,” kata Saller kembali.

Pasca kematian The Rev, AVENGED SEVENFOLD kini menggunakan jasa drummer DREAM THEATER, Mike Portnoy yang merupakan pujaan banyak drummer di dunia ini karena teknik permainannya yang tinggi. Portnoy terlibat sebagai drummer di album terbaru bertitel “Nightmare” dan rencananya mereka akan melakukan tur bertajuk Rockstar Energy Uproar yang akan dimulai tanggal 17 Agustus di Minneapolis, Minnesota dan berakhir tanggal 4 Oktober di Madison, Wisconsin.

Baca Juga :
* Drummer AVENGED SEVENFOLD, The Rev Meninggal Dunia
* Gigan Tour 2009 Semakin Mainstream
* AVENGED SEVENFOLD Akan Kembali Tampil Di Indonesia


2010 – Nightmare
2007 – Avenged Sevenfold
2005 – City of Evil
2003 – Waking the Fallen
2001 – Sounding of Seventh Trumpet

irfblog. Diberdayakan oleh Blogger.