Popular Posts

irfblogBacklink






Rating for erosisland.blogspot.com

My Ping in TotalPing.com

Selasa, 08 Januari 2013

M.A.W. Brouwer

Oleh Irwan Firdaus

M.A.W. Brouwer

Born    : May 14, 1923 in Delft, Netherlands
Died     : August 19, 1991
Gender : male
Martinus Antonius Weselinus Brouwer atau dikenal dengan M.A.W Brouwer (lahir 14 Mei 1923 – meninggal 19 Agustus 1991 pada umur 68 tahun) lahir di Delft dan meninggal di negeri Belanda adalah seorang fenomenolog, psikolog, budayawan yang sangat dikenal karena kolom-kolomnya yang tajam, sarkastik dan humoris di berbagai media masa di Indonesia terutama pada era tahun 70-an sampai 80-an. Brouwer menghabiskan hampir seluruh hidupnya di Indonesia dan harus kembali ke negeri Belanda dan kemudian meninggal di sana oleh karena permohonannya untuk menjadi Warga Negara Indonesia tidak dikabulkan. Menamatkan sarjana pada Fakultas Paedagogi Universitas Indonesia pada tahun 1961 kemudian menjadi guru di Sukabumi serta sebagai pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran dan Universitas Parahyangan yang turut mewarnai pengembangan ilmu Psikologi di Indonesia.

"Saya tahu tulisan beliau tentang orang Sunda ketika dulu tinggal di Bandung (1996 - 2001). Walau katanya buku ini ditulis oleh alm. M.A.W. Brouwer, tapi isinya tetap masih relevan. Saya bisa mengikuti perjalanan spiritual beliau dari Bandung ke Siberia tanpa perlu beranjak dari tempat tidur".

Di dalam bukunya, "Perjalanan Spiritual" : dari gumujeng Sunda, eksistensi Tuhan, sampai Siberia:

2). orang Sunda suka tertawa dan tidak begitu cepat ambil pusing. Bahasa mereka sangat baik dan berbunyi musikal sekali. Karena sawah sangat subur, mereka mempunyai jiwa tani yang bijaksana, dan kalau di luar sering ada huru-hara, di Jabar keadaan biasanya tenang.
"Ternyata benar ketika terjadi huru-hara di Jakarta tahun 1998; di Bandung tetap tenang, malah hari-hari itu aku isi dengan diskusi bersama wartawan, budayawan, seniman, pengamen jalanan, sampai ke penggiat teater, dst"
Tuhan menciptakan bumi Sunda di saat sedang gembira (senyum); bukan hanya daerahnya (Parahyangan) tetapi juga bangsa Sunda.

Adat istiadat Sunda kaya sekali, seperti dibuktikan di Leiden dalam tesis seorang doktor muda Sunda dalam bukunya "Ngabersihan" (Leiden, 1975)

(3) kalau orang Sumut boleh diperbandingkan dengan orang Jerman, dan orang Padang dengan Inggris, boleh dikatakan orang Sunda serupa orang Prancis. Mereka sudah merelatifkan dunia, diri, dan surga serta selalu mencari segi humor dari apa saja yang dibicarakan. 80% dari tingkah laku anak-anak kita di sekolah adalah tertawa.

Bukan tertawa yang bodoh dari orang dusun yang tidak mengerti adanya juga orang lain di dunia, tetapi tertawa halus yang sering mulai dengan 'gumujeng Sunda', dan dalam intimitas, Sunda dengan Sunda bisa terjadi tertawa betul. (Bab 1 - Bandung).

(17). Mendidik tidak berarti memberi nasihat, menghukum atau berkhotbah. Apakah mendidik? Untuk mengerti hal itu, kami harus melihat siapa yang mendidik dan siapa yang dididik. Yang mendidik adalah orangtua, kakak2, dan aki-nini yang bersama2 menjadi lingkungan pendidikan dengan suasana yang baik atau buruk.

Siapa yang dididik? Anak memang. "they are acute observers". Mereka tidak buta dan melihat segala hal dengan baik. Tepat dikatakan 'panci kecil ada telinga besar'. Anak mendengar dan melihat dengan teliti dan sangat sukar ditipu.

They are acute imitators. Anak melihat hal yang dilihat dan didengar. anak laki dan perempuan menjadi besar dalam suatu suasana. Suasana itu ialah tingkah laku orangtua; cara bercakap, cara makan, dan cara bergerak.

Memberi contoh dan meniru contoh ialah proses dari pendidikan. Bukan pemberian khotbah atau nasihat.

Bukan guru tapi orangtua ialah pendidik anaknya. (Bab 3 - Hongkong).

(63). Arsitektur Islam adalah yang paling kaya di dunia, kata Sanchez, ada 5 kelompok corak: corak Syro-Mesir, Morisco, arsitektur Persia, Turki dan Islam-India dari India. Sukar dikatakan mana yang lebih mulia. (Bab 10 - Granada)

Sumber Rujukan :
Perjalanan Spiritual - dari gumujeng Sunda, eksistensi Tuhan, sampai Siberia,
Jakarta : Penerbit Buku Kompas, [2003].

0 komentar

irfblog. Diberdayakan oleh Blogger.