Popular Posts

irfblogBacklink






Rating for erosisland.blogspot.com

My Ping in TotalPing.com

Minggu, 10 Oktober 2010

Awal Mula Freeport Sulphur Company Bernapas Lega di Indonesia

"Memang demikian pentingnya Indonesia bagi Amerika Serikat, maka dengan cara apapun sumber kekayaan alam yang sudah dieksploitir oleh AS di Negeri ini , tidak akan pernah dilepaskan"


Awal mula :


Naiknya Soeharto ke tampuk pimpinan membuat Freeport Sulphur Company bernapas lega. ketika UU no 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) yang draftnya dirancang di Genewa-Swiss, dan didiktekan oleh Rockefeller, disahkan tahun 1967, maka perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Suharto adalah Freeport Sulphur Company! Inilah kali pertama kontrak pertambangan yang baru dibuat. Jika di zaman Soekarno kontrak-kontrak dengan perusahaan asing selalu menguntungkan Indonesia, maka sejak Suharto berkuasa, kontrak-kontrak seperti itu malah merugikan Indonesia. (baca Melihat dan Membaca Sejarah Bangsa Sendiri)

Berikut diantara kerugian-kerugian yang tercatat dalam perjanjian :

  • Perusahaan yang digunakan adalah Freeport Indonesia Incorporated, yakni sebuah perusahaan yang terdaftar di Delaware, Amerika Serikat, dan tunduk pada hukum Amerika Serikat. Dengan lain perkataan, perusahaan ini merupakan perusahaan asing, dan tidak tunduk pada hukum Indonesia.
  • Tidak ada kewajiban bagi Freeport untuk melakukan community development. Akibatnya, keberadaan Freeport di Irian Jaya tidak memberi dampak positif secara langsung terhadap masyarakat setempat. Pada waktu itu, pertambangan tembaga di Pulau Bougenville harus dihentikan operasinya karena gejolak sosial.
  • Pengaturan perpajakan sama sekali tidak sesuai dengan pengaturan dalam UU Perpajakan yang berlaku, baik jenis pajak maupun strukturnya. Demikian juga dengan pengaturan dan tarif depresiasi yang diberlakukan. Misalnya Freeport tidak wajib membayar PBB atau PPN.

Tidak kurang dari 200 trilyun /th emas ini telah dijarah oleh Freeport sejak Rezim Suharto berkuasa, sebagai bulubekti/balas jasa.

Bila kita tidak mencermati sejarah BIROKRASI Negeri ini , kita tidak akan mengira bahwa apa yang terjadi saat ini sebetulnya merupakan rangkaian dari peristiwa peralihan rezim dari ORDE LAMA menuju ORDE BARU. Dalam semua tulisan saya, selalu saya ungkapkan pertanyaan saya “Apakah Negeri ini sudah merdeka ?“ hal ini selalu saya pertanyakan mengingat secara kenyataannya Sejak Rezim Suharto berkuasa, ketergantungan Negeri ini pada Amerika Serikat, seakan tanpa bantuan Amerika Serikat, Republik ini kan runtuh!

Hal itu bisa dimengerti karena memang kenyataanyalah Para politisi & Pemimpin Negeri ini sangat bergantung pada AS tanpa menghiraukan kepentingan rakyatnya. Kekuatan Politik dan Calon Presiden, seakan harus minta restu Negara Adidaya itu agar meraih kemenangan. Elit Politik kita senantiasa khawatir, bila tidak mendapat Restu dari AS, maka kondisi perekonomian Negeri ini akan sangat terpuruk. Benarkah AS sangat memperhatikan Indonesia ?

Yang sangat mengejutkan adalah testimoni di luar persidangan dari Gayus Holomoan Tambunan, tentang keterlibatan CIA dalam kasusnya yang diketahui oleh Pembantu Presiden yang berarti Presiden juga sudah tahu. Keterlibatan CIA disini berarti memang masalah Gayus Tambunan adalah perkara besar. Karena tidak satupun peristiwa besar di Negeri ini yang tidak terlibat didalamnya (CIA). Runtuhnya Orde Lama peran CIA ada disana, Runtuhnya Orde Baru peran CIA ada disana, selama Orde Reformasi pun ternyata juga ada CIA disana.

Dari delapan belas kebohongan, semestinya yang paling dulu ditanggapi dan dimasukkan dalam 12 Instruksi Presiden adalah kasus besar yang sangat merugikan Negara dan hajat hidup Rakyat Indonesia. Tapi malahan hal ini seakan dilupakan, yaitu masalah Freeport di Timika. Telah terungkap bahwa Freeport telah menguras kekayaan Indonesia sampai senilai diatas 200 Trilyun Rupiah/tahun . Itu baru dari tambang emas dan tembaga. Apakah hanya emas dan tembaga yang ada disana? Ada sumber yang dapat dipercaya bahwa Uranium telah ditambang secara illegal , tapi Pemerintah Negeri ini tidak berani berbuat apa-apa. Bantuan yang diberikan Amerika terhadap Indonesia, sebenarnya tidak lebih dari 10 % dari yang telah dijarah oleh Amerika Serikat dinegeri ini, melalui Exxon Mobil dan Freeport.

Timika yang tergadai, kapan bisa kembali ?
Mengharap Tambang Emas di Timika kembali kepangkuan RI, seperti pungguk merindukan bulan.

Baca Juga : Bom Waktu Yang Ditanam Suharto Meledak Di Pangkuan SBY

0 komentar

irfblog. Diberdayakan oleh Blogger.