Kita semua tahu kalau film action terutama Rambo 1, 2, 3, 4 itu nggak mungkin banget. Memang ada gitu satu orang bisa nge-bantai sepasukan penjahat sendirian? Sebenarnya sih ada...
Ternyata ada saja tentara2 yang saking jagonya itu sampai2 produser film nggak mau bikin film tentang mereka (saking nggak masuk akalnya) Contohnya, ya.. orang2 di bawah ini :(1). Simo Hayha
Simo Hayha menjalani hidup yang membosankan di Finlandia. Dia pernah masuk militer selama setahun, lalu keluar dan menjadi petani. Namun ketika Uni Soviet menyerang tanah airnya pada tahun 1939, dia memutuskan untuk mengabdi pada negaranya.
Karena sebagian besar pertempuran terjadi di hutan, dia berkesimpulan bahwa cara terbaik untuk menghentikan invasi Uni Soviet adalah dengan membawa senapan laras panjang dan beberapa kaleng makanan, kemudian bersembunyi di balik pohon dan menembaki tentara rusia sepanjang hari. Di salju setebal 1.8 meter dan 20 - 40 derajat celcius dibawah 0.
Tentu saja tentara2 Rusia ketakutan setengah mampus mendengar bahwa lusinan tentara mereka dibantai oleh satu orang dengan satu senapan. Hayha terkenal sebagai "The White Death" karena kostumnya yang serba putih (biar nggak keliatan kalo lagi ngumpet diantara salju).
Jangan dibayangin senapannya itu kayak film2 sniper jaman sekarang.
Dan gak pake bantuan teleskop kayak di film2 sniper.
Kemudian Rusia mengirimkan sepasukan counter-sniper (tentara yang tugasnya membunuh sniper) untuk membunuh Hayha. Mampus semua dibantai Hayha.
Selama 100 hari, Hayha membunuh 542 orang dengan senapannya. Dia juga membantai sekitar 150 orang lainnya dengan senapan mesin, sehingga total killnya seenggak2nya sekitar 705 orang.
Akhirnya Rusia memutuskan untuk memborbardir daerah persembunyian Hayha dengan bom, dan Hayha sempat terkena ledakan bom sehingga jubahnya sobek. Tapi dia tidak terluka sedikit pun (bener2 nggak bisa mati nih orang..)
Akhirnya pada tanggal 6 maret 1940, seorang tentara Rusia yang lagi hoki menembak Hayha tepat di kepalanya. Ketika tentara yang lain menemukannya dan membawa Hayha ke markas, dia "kehilangan setengah kepalanya", walaupun masih hidup. Sang "White Death" akhirnya berhasil dihentikan selama seminggu.
Bukannya mengalami trauma akibat mukanya hancur dihajar peluru, dia masih hidup dan tersadar pada tanggal 13 Maret, tepat ketika perang selesai.
(2). Yogendra Singh Yadav
Yogendra Singh Yadav adalah anggota tentara India yang berusia 19 tahun ketika perang melawan Pakistan pada tahun 1999. Dia mendapat misi untuk menghancurkan tiga bunker musuh yang ada diatas gunung. Sayangnya, itu berarti mereka harus memanjat tebing es setinggi ratusan kaki. Karena mereka tidak mau memanjat satu2 dengan menggunakan kapak es, mereka memutuskan untuk mengirim satu orang untuk memanjat duluan kemudian memasang tali sehingga yang lain bisa lebih mudah memanjat. Yadaf mengajukan diri.
Baru setengah perjalanan, musuh yang berlindung di gunung sebelahnya menembaki tentara India dengan RPG, kemudian dengan senapan serbu. Setengah dari pasukan India tewas, termasuk komandannya, sementara sisanya kocar kacir. Yadaf, walaupun tertembak tiga kali, tetap memanjat.
Ketika Yadaf mencapai puncak gunung, salah satu bunker menembaki Yadaf dengan senapan mesin. Yadav berlari menuju arah tembakan, melemparkan granat kedalam bunker yang membunuh siapapun yang ada di dalamnya. Ketika bunker kedua menembaki Yadaf, dia berlari ke arah bunker kedua sambil terus tertembak, kemudian membunuh empat orang tentara bersenjata lengkap yang ada di dalamnya dengan tangan kosong.
Sementara itu, teman2 Yadaf yang lain cuman melongo melihat kebrutalan Yadaf. Mereka kemudian menghancurkan bunker ketiga tanpa banyak masalah.
Atas keberanian Yadaf, dia dianugrahi Param Vir Chakra, medali milter tertinggi di India. Bukan seperti Medal of Honor-nya Amerika, Param Vir Chakra hanya diberikan untuk "kejadian sangat luar biasa yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia normal". Yap benar, kamu harus mendobrak hukum2 alam untuk bisa mendapat medali ini.
Nggak kayak Medal of Honor-nya Amerika yang buanyak banget penerimanya, Param Vir Chakra hanya dianugerahkan sebanyak 21 kali, dan 2/3 nya dianugerahkan secara post humous (ya, orang2 yang mendapatkannya udah meninggal sebelum sempat dapet medali). Awalnya ada berita bahwa Yadav meninggal juga, tapi ternyata mereka salah orang. Atau mereka baru tahu kalau ada orang yang masih bisa hidup dengan patah tulang paha, lengan hancur, dan 10 - 15 peluru bersarang di badannya.
(3). Jack Churchill
Seorang panglima pasukan sekutu di perang dunia II, Kapten Jack Malcolm Thorpe Fleming Churchill alias "Fighting Jack Churchill" alias "Mad Jack" adalah orang tersinting di teater perang dunia II.
Dia menawarkan diri menjadi komandan, bukan karena dia merasa itu kewajibannya, tapi karena dia tahu itu berbahaya, dan oleh karena itu.. menyenangkan. Dia terkenal dengan ucapannya : "semua prajurit yang pergi perang tanpa membawa pedangnya itu nggak lengkap!!", dan dia memang membawa pedang ke medan pertempuran di perang dunia II. Dan bukan pedang2 ecek2, tapi pedang claymore yang gede mampus. Dan dia benar2 menggunakannya. Dia dikenal karena telah menangkap 42 tentara Jerman dan pasukan mortir pada waktu tengah malam, hanya dengan menggunakan pedangnya.
Churchill dan anak buahnya diperintahkan untuk menyerbu bangunan militer Jerman yang disebut "Point 22". Dalam perjalanan, semua orang mati kecuali Churchill dan 6 anak buahnya. Dari 6 orang itu, setengahnya terluka parah, dan yang tersisa dari mereka hanya pistol. Kemudian ledakan mortir membunuh semua orang kecuali Churchill.
Ketika tentara Jerman menemukannya, dia sedang menyanyikan "Will Ye No Come Back Again?" (lagu daerah dari skotlandia) dengan bagpipes-nya (semacam seruling yang ada kantongnya). Oh, gw belum bilang ya, dia membawa bagpipes bersama dengan pedangnya yang segede gaban.
Setelah dikirimkan ke kamp konsentrasi, dia bosan kemudian pergi. Iya, pergi begitu saja! Tentara Jerman menangkapnya lagi dan mengirimnya ke kamp lain. Ya, sudah dia pergi lagi (sumpah jago abis nih orang!).
Setelah berjalan sejauh 150 mil hanya dengan makanan sekaleng bawang, dia ditemukan oleh tentara Amerika yang kemudian mengirimnya ke Inggris, dimana dia langsung menuntut untuk kembali dikirimkan ke medan perang. Sayangnya, perang sudah berakhir ketika dia sedang dalam perjalanan. Seperti ucapannya ke temannya beberapa waktu kemudian, "Kalau bukan gara2 yankee sialan itu, kita pasti bisa melanjutkan peperangan untuk 10 tahun lagi!"
(4). Alvin York
Lahir dari keluarga petani di Tennessee, Alvin York menghabiskan sebagian besar masa mudanya untuk berantem dan mabuk2an. Ketika salah satu temannya terbunuh ketika berantem di bar, dia bersumpah menjauhi alkohol dan menjadi aktivis anti perang. Ketika dia ditunjuk untuk masuk wajib militer pada tahun 1917, York berusaha menghindarinya, tapi ditolak mentah2 oleh militer Amerika Serikat. Masuklah dia ke pelatihan militer
Setahun kemudian, dia bersama 16 orang temannya mendapat misi untuk menyelinap dan mengambil alih persenjataan satu kompi pasukan bersenapan mesin yang sedang menjaga rel kereta api Jerman. Tentara Jerman yang menyadari keberadaan pasukan musuh spontan melepaskan tembakan dan sukses membantai 9 orang teman York.
Teman2nya yang masih hidup kabur tunggang langgang, meninggalkan York sendirian menghadapi 32 tentara Jerman bersenjata mesin.
"Aku tidak punya waktu untuk berlindung dibalik pohon atau gundukan tanah, aku bahkan tidak punya waktu untuk berjongkok apalagi menunduk. Yang bisa aku lakukan hanya melihat para tentara Jerman bersenjata mesin dan berusaha bertempur sampai titik darah penghabisan. Setiap kali aku melihat seorang tentara Jerman, aku jatuhkan dia. Awalnya aku menembak dengan posisi tengkurap, sama seperti kalau aku sedang mengikuti lomba menembak di Tennessee. Ya, jaraknya hampir sama lah, tapi targetnya lebih besar. Tembakanku tak mungkin meleset dalam jarak sedekat itu, dan memang iya", tulis York dalam diary-nya.
Setelah dia membunuh 20 orang, seorang letnan Jerman memerintahkan 5 orang anak buahnya untuk menyerang York dari samping. York mengambil Colt 45 miliknya (yang hanya punya 8 peluru) dan membantai kelima tentara Jerman dengan sukses, dengan teknik yang dia sebut sebagai "seperti menembak kalkun liar di rumah"
Pada titik ini, letnan Paul Jurgen Vollmer berteriak menanyakan apakah York tentara Inggris (tuh kan lihat, di PD II, tentara Amerika itu nggak dianggap sama sekali). Vollmer mengira tentara "jagoabis.com" ini pastilah seorang Superman dari Inggris yang sedang menunjukkan kepada tentara Amerika yang banci bagaimana caranya membantai musuh. Ketika York menjawab dia adalah orang Amerika, Vollmer menjawab "Terima kasih Tuhan! Jika kamu berhenti menembak, aku akan memerintahkan anak buahku untuk menyerah"
10 menit kemudian, 133 tentara mendatangi sisa2 pasukan York. Letnan Woods yang merupakan atasan York awalnya mengira ini adalah serangan balik dari Jerman, hingga dia bertemu York dan langsung memberi hormat dan berkata "Kopral York melapor dengan membawa tawanan pak!". Ketika sang letnan yang masih terpana bertanya ada berapa banyak, York menjawab "Jujur pak, saya tidak tahu".
(5). Audie Murphy
Ketika Audie Murphy mendaftar sebagai Marinir di tahun 1942 (ketika dia masih berumur 16 tahun) tingginya cuma 5 kaki 5 inchi (166 cm ) dan beratnya cuman 110 pound (50 kg). Dia sukses ditolak dan ditertawakan habis2an. Ketika dia mendaftar di Angkatan Udara, dia juga sukses ditertawakan lagi. Kemudian dia mendaftar di Angkatan Darat, yang sepertinya berpikir kalau Murphy bisa dipakai sebagai tameng hidup. Maka masuklah dia ke militer. Performanya tidak begitu baik ketika pelatihan, sehingga dia hampir saja disuruh menjadi tukang masak di pertengahan pelatihan. Tapi karena Murphy terus bersikeras ingin terjun ke medan perang, jadi ya, sudah sekalian saja dia di suruh ke garis depan.
Ketika invasi ke Italia, dia dipromosikan menjadi kopral karena kemampuan menembaknya yang luar biasa, dan di waktu yang sama dia terkena malaria yang terus menerus dia derita selama perang. Ingat itu baik2..
Dia kemudian dikirim ke Perancis selatan pada tahun 1944. Dia bertemu dengan tentara Jerman bersenjata mesin yang berpura2 menyerah, yang tiba2 menembak kawan baik Murphy. Murphy yang kalap langsung membantai seluruh pasukan jerman yang bersenjata mesin, dan kemudian menggunakan senjata mesin tersebut untuk membantai semua orang dalam radius 100 meter, termasuk dua grup bersenjata mesin dan banyak sniper.
Militer Amerika memberinya medali "Distinguished Service Cross" (medali nomer 2 tertinggi di militer Amerika), dan mengangkatnya sebagai komandan pleton, sementara semua orang meminta maaf kepadanya karena pernah menjulukinya "si cebol".
Setengah tahun kemudian, pasukannya diberi misi untuk mempertahankan Colmar Pocket, sebuah daerah berbahaya di Perancis, walaupun yang tersisa dari mereka hanya 19 orang (dari yang aslinya 128 orang) dan beberapa tank M-10 Destroyer.
Kemudian si bocah cebol yang lagi sakit malaria berlari menuju salah satu tank M-10 yang setengah hancur, melompat di belakang senapan mesin, dan langsung membantai semua orang yang terlihat. Ingat bahwa tank itu sedang terbakar dan tinggal menunggu waktu untuk meledak.
Setelah perang usai, Murphy memutuskan keluar dari militer dengan pangkat terakhir mayor, yang kemudian melanjutkan kariernya sebagai aktor film hollywood. WHAT? iya, beneran. Murphy bermain di 33 film selama 25 tahun karirnya di Hollywood. Filmnya yang terlaris berjudul "To Hell and Back" pada tahun 1955 (bayangin film perang buatan tahun 1955 hancurnya kayak gimana yah, hahaha) yang merupakan film autobiografi tentang dirinya. Film ini menjadi film terlaris dari Universal Pictures selama bertahun2, hingga dikalahkan oleh Jaws yang dirilis pada tahun 1975.
"malu dong mbah stallone,
badan gede tapi cemen kalo dibanding sama tentara2 diatas..
he.. he.. he.."
Sumber :
Diterjemahkan dengan sedikit ngasal dari sini!
0 komentar
Posting Komentar