(dari Kumpulan Sajak-sajak Meledek Monyet)
Sekarang zaman edan banyak orang menjual iman
Mereka tidak peduli aturan apalagi ancaman Tuhan
Suka-suka sendiri mengejar segala keinginan setan
Menikmati kesenangan kekuasaan memabukkan
(Orang-orang bertanya, “Monyetnya man-na?”)
Mereka saling sikat saling gugat saling hujat
Tidak peduli rakyat melarat atau sekarat
Mereka saling hasut saling sikut saling pagut
Mulutnya busuk perut gendut banyak kentut
(Orang-orang bertanya, “Monyetnya man-na?”)
Tampilan sombong banyak omong seperti garong
Menabrak akhlak membeli pejabat tertawa terbahak-bahak
Mereka bersekutu dengan mafia mendobrak orang bijak
Tuhan masihkah Engkau mendengar suara rakyat melolong?
(Orang-orang kini tahu monyetnya cengengesan di media masa.)
(Antho Massardi, 19:57, 03-10-2010)
Sekarang zaman edan banyak orang menjual iman
Mereka tidak peduli aturan apalagi ancaman Tuhan
Suka-suka sendiri mengejar segala keinginan setan
Menikmati kesenangan kekuasaan memabukkan
(Orang-orang bertanya, “Monyetnya man-na?”)
Mereka saling sikat saling gugat saling hujat
Tidak peduli rakyat melarat atau sekarat
Mereka saling hasut saling sikut saling pagut
Mulutnya busuk perut gendut banyak kentut
(Orang-orang bertanya, “Monyetnya man-na?”)
Tampilan sombong banyak omong seperti garong
Menabrak akhlak membeli pejabat tertawa terbahak-bahak
Mereka bersekutu dengan mafia mendobrak orang bijak
Tuhan masihkah Engkau mendengar suara rakyat melolong?
(Orang-orang kini tahu monyetnya cengengesan di media masa.)
(Antho Massardi, 19:57, 03-10-2010)
0 komentar
Posting Komentar