oleh Irwan Firdaus
Sering kita mendengar kata makian "bajingan" yang sering terlontar dari mulut orang-orang yang lagi marah, berkelahi, atau frustasi.
Tapi apakah kalian tahu arti asli dari kata "bajingan" itu sendiri?Badjingan adalah sebuah istilah yang muncul di Tanah Jawa untuk menunjuk seorang pengendara gerobak sapi.
Dalam salah satu novel triloginya Ahmad Tohari, Ronggeng Dukuh Paruk, istilah ini akan sering kita temui. Lantas kenapa istilah badjingan kemudian bergeser menjadi sebuah kata makian, padahal kata itu adalah merujuk pada profesi seseorang.
Mungkin gara-gara cerita berikut di bawah ini :
Dahulu kala sekitar tahun 1940-an, didaerah Notog - Banyumas, sarana transportasi itu sangat sulit untuk ditemui. Masyarakat yang ingin berkegiatan di kota seperti berdagang, atau hanya mejeng biasanya menggunakan jasa gerobak sapi (baca: nebeng).Badjingan merupakan satu-satunya alat transportasi yang bisa diandalkan oleh masyarakat pinggiran untuk membawa mereka ke kota, selain berjalan kaki tentunya.
Namun, kedatangan badjingan ini tidaklah tentu, kadang bisa siang hari, pagi hari, bahkan tengah malam. Karena ketidakpastian waktu tersebut itulah, masyarakat yang ingin "nebeng", (kalau nggak beruntung ya, bisa berjam-jam me nunggu itu badjingan), sering memunculkan kalimat umpatan yakni "Bajingan suwe temen sih tekane!" yang artinya : "Bajingan lama banget sih datangnya".
Dari situ badjingan konon mengalami pergeseran makna menjadi kata umpatan.
Dahulu pun, umpatan bajingan hanya digunakan sebagai analogi atas keterlambatan sesuatu atau seseorang, misalnya "Sekang ngendi bae koe, suwe temen sih kaya bajingan" yang artinya : "Darimana saja kamu, kok lama bener kayak bajingan".
Namun, pada masa sekarang bajingan menjadi kata umpatan yang lebih umum dan tidak merujuk pada kekesalan mengenai keterlambatan atas sesuatu...
Tanya:
masa sih? saya kira bajingan itu sejenis hewan bajing loncat...???
Jawab:
Bajingan yang saya maksudkan di sini adalah berdiri sebagai sebuah "kata yang utuh", tidak memiliki imbuhan apapun.
Dan kalau kata bajingan yang binatang itu, berasal dari kata "Bajing" yang dibubuhi akhiran "an", yang merubahnya dari kata benda menjadi kata sifat. Jadi, "bajing-an" berarti kelakuannya seperti bajing.
Kata-kata "bajingan" yang ini banyak di temukan di daerah Utara Jawa-Tengah. Yang sering digunakan sebagai makian kepada seseorang yang meresahkan semacam maling, preman, bromocorah, anak nakal, dan lain sebagainya.
0 komentar
Posting Komentar